Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenguk Tetangga Sakit, Seorang Nenek Diserang kjarena Dituduh Punya Ilmu Santet

Kompas.com - 29/01/2015, 15:59 WIB
Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman

Penulis

PAMEKASAN, KOMPAS.com — Rupah (50), warga Dusun Kadur Barat, Desa Kadur, Kecamatan Kadur, mengalami luka di bahu kanan dan kiri serta punggung karena diserang pakai celurit oleh Hairi (30), tetangga korban sendiri.

Peristiwa itu terjadi di rumah pelaku pada Rabu (28/1/2015) malam dan menjadi tontonan warga sekitar. Pasalnya, korban datang ke rumah pelaku bersama para tetangganya untuk menjenguk mertua pelaku, Busakah (55), yang sedang sakit stroke.

Sulipah, saudara korban, mengatakan, korban sudah dilarang agar tidak menjenguk Busakah. Pasalnya, sudah tersiar kabar bahwa penyebab sakit yang dialami Busakah karena disantet oleh korban. Namun, larangan para tetangga tidak dihiraukan oleh korban. Alasannya, karena korban tidak merasa punya ilmu santet.

“Saat korban sampai di depan rumah pelaku, Hairi datang membawa celurit dan melukai kedua lengan dan punggung korban hingga terkapar,” terang Sulipah, Kamis (29/1/2015), saat ditemui di Zal D Rumah Sakit dr H Slamet Martodiedjo, Pamekasan.

Menurut Sulipah, setelah Rupah terkapar, para tetangga kemudian melarikan korban ke rumah sakit. Darah yang keluar dari tubuh korban semakin deras. Kondisi korban saat ini masih dalam perawatan intensif. Sedangkan pelaku sudah melarikan diri sesaat setelah melukai korban.

Kepala Sub-Bagian Humas Polres Pamekasan AKP Siti Mariyatun menuturkan, pelaku yang melarikan diri langsung dikejar oleh anggota Polsek Kadur. Pelaku ditangkap di wilayah hukum Polsek Pakong. Pelaku saat ini sudah diamankan di Polsek Pakong.

Mariyatun membenarkan soal motif penganiayaan berlatar belakang santet tersebut. Namun, polisi masih memeriksa pelaku. Akibat perbuatannya, pelaku akan dijerat Pasal 351 ayat 3 KUHP dengan ancaman hukuman di atas lima tahun pejara. Celurit yang digunakan pelaku untuk melukai korban sudah diamankan polisi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com