Warga dan Mahasiswa Demo Bokongi Polisi

Aksi ini merupakan bentuk kekecewaan masyarakat atas jalannya roda pemerintahan daerah Kabupaten Cirebon yang dinilai berjalan mundur. Warga berunjuk rasa bersama gabungan mahasiswa Universitas 17 Agustus Cirebon. Mereka meminta bupati dan wakil bupati agar segera memecat Kepala Desa Kasugengan Kidul secara tidak hormat.

Masyarakat menilai Kepala Desa Kasugengan Kidul sudah bertindak di luar aturan karena memberhentikan pegawai desa tanpa surat pemberhentian. Masyarakat juga menilai, kepala desa seolah kebal hukum karena unjuk rasa yang dilakukan warga atas kasus pemberhentian dan dugaan korupsi kepala desa itu tidak pernah diproses oleh pemerintah daerah.

“Kami meminta kepada Bapak Bupati, Bapak Sunjaya, untuk menemui kami, dan langsung memecat Kepala Desa Kasugengan Kidul, di hadapan kami,” tegas Sapri, salah satu warga, saat berorasi.

Sambil memegang alat pengeras suara, Sapri pun menyerukan agar masyarakat tidak takut untuk memberikan bokong ke arah petugas dan pemerintah daerah.

Masyarakat yang semakin kesal berusaha pula memaksa masuk dan mendorong barisan polisi, dan nyaris ricuh. Bahkan, ketika perwakilan pemerintah daerah berusaha menemui, masyarakat pun menolaknya. Mereka menilai, perwakilan tidak dapat memberikan kebijakan, kecuali bupati dan wakilnya.

“Bapak siapa? Dari mana? Perwakilan pemerintah, mending mundur aja, Pak. Bapak tidak bisa memberikan jawaban dan kebijakan dari tuntutan kami. Kami hanya ingin ditemui bupati atau wakilnya,” tegas salah seorang anggota masyarakat di tengah kerumunan aksi.

Akibat kalah banyak, masyarakat membubarkan diri dan menuju kantor inspektorat untuk kembali meminta pemecatan Kepala Desa Kasugengan Kidul. Mereka mengancam akan mendatangkan lebih banyak pendemo untuk bertemu bupati agar Kepala Desa Kasugengan Kidul segera dipecat.