"Kita ada 8 tempat tidur di ruang islolasi khusus dengan 2 alat bantu napas," kata Ketua tim Penanggulangan Infeksi Khusus RSHS Bandung, dr Rudi Wisaksana SpPD saat ditemui di ruang pertemuan Komite Medik RSHS, Selasa (4/11/2014).
Selain menyiagakan ruang isolasi, RSHS juga telah membentuk tim khusus yang terdiri dari 40 orang. Tidak hanya menangani Ebola, tim khusus penyakit menular itu sudah terbiasa menangani sars, flu burung, flu babi, hingga TBC.
"Tim ini multi-disiplin, ada 30 sampai 40 orang. Selain dokter dari hampir semua departemen, ada dari farmasi dan gizi juga," jelas Rudi.
Rudi menjelaskan, profesi medis seperti perawat adalah yang paling rentan terkena virus Ebola apabila tidak melindungi dirinya dengan benar. Contohnya seperti yang terjadi pada perawat AS, Nina Pham. Dia menjadi warga AS pertama yang terinfeksi Ebola di AS.
Agar kejadian tidak terulang kepada perawat di Indonesia khususnya di RSHS, Rudi meminta kepada seluruh perawat agar mengikuti prosedur penggunaan alat pengaman.
"Semua petugas kesehatan harus menaati protokol," tegasnya.
Meski demikian, Rudi belum mendapatkan informasi lebih lanjut masuknya virus Ebola ke Indonesia setelah dua kasus di Kediri dan Madiun dinyatakan negatif.