Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Petugas Sering Titipkan Rokok dan Pil KB ke Jemaah Haji untuk Dijual Lagi di Arab Saudi"

Kompas.com - 16/09/2014, 16:24 WIB
Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman

Penulis


PAMEKASAN, KOMPAS.com — Petugas Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Indonesia memiliki kebiasaan untuk menitipkan barang ke dalam tas jemaah haji saat berangkat menunaikan ibadah haji. Barang-barang tersebut ialah seperti rokok, obat-obatan, penyedap rasa, beras jagung, minuman penambah stamina dalam bentuk kemasan, dan kopi.

Kebiasaan itu diketahui langsung oleh mantan petugas haji Indonesia yang bertugas di Arab Saudi, Muhammad Rusi. Pria yang kini menjadi anggota DPRD Pamekasan ini mengatakan, barang-barang yang dititipkan petugas KBIH itu sudah mengganggu kenyamanan jemaah untuk melaksanakan ibadah haji. Sebab itu, tas mereka harus dirombak untuk mengambil barang titipan.

"Titipan barang oleh pengurus KBIH itu kebiasaan buruk yang tidak perlu dilakukan oleh petugas haji," ungkapnya, saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (16/9/2014).

Rusi menambahkan, barang-barang yang dititipkan itu kemudian dijual kepada para mukimin atau orang Indonesia yang tinggal di Arab Saudi. Yang paling banyak diminati mukimin ialah rokok dan pil KB.

"Kalau rokok dan pil KB harganya bisa 20 kali lipat dari harga di Indonesia," ujarnya.

Petugas KBIH pula, lanjut pria yang mulai jadi petugas haji sejak tahun 2007-2013 ini, kurang memperhatikan segala kebutuhan para jemaah, misalnya ketika ada jemaah yang membutuhkan bantuan untuk tawaf (mengelilingi Kabah) karena sakit, petugas tidak ada.

Oleh karena itu, jemaah harus menyewa orang lain atau mukimin dengan biaya yang cukup mahal. Padahal, tugas semacam itu menjadi beban dan tanggung jawab petugas haji dan KBIH.

"Para petugas haji itu semuanya dibiayai oleh negara yang diambilkan dari uang para jemaah. Tapi, kelakuan mereka tidak sesuai harapan," ungkapnya.

SB (inisial), salah satu pengurus KBIH asal Pamekasan, mengakui menitipkan barang-barang kepada para jemaahnya. Namun, tidak semua jemaah mau menerima titipan barang tersebut. Bagi yang menolak, tidak ada paksaan.

"Sampai di Arab Saudi, barang-barang titipan itu saya kumpulkan untuk dijual," ujarnya, sambil mewanti-wanti namanya dirahasiakan. Barang-barang yang dititipkan dalam batas kewajaran.

Seperti rokok, hanya dua pres. Pasalnya, jika melebihi dari jumlah tersebut, barang-barang itu akan diambil paksa oleh petugas bandara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com