Langkah ini, kata Uu, terpaksa dilakukannya menyusul rencana relokasi puluhan warga korban longsor. Soalnya, sampai sekarang para korban tak memiliki rumah dan tinggal di pengungsian.
“Sekarang kan lagi puasa dan mau Lebaran, para korban tak punya rumah akibat rusak tertimbun longsor. Sekarang kita hanya bisa mengeluarkan bantuan tanggap bencana saja, seperti makanan dan barang-barang lainnya. Kalau bantuan uang untuk pembangunan rumah belum ada,” kata Uu.
Meski demikian, Uu optimistis bahwa rencana relokasi itu akan segera terwujud. Ia pun berjanji bahwa para korban akan memiliki rumah tinggal kembali di lokasi relokasi.
“Kalau misalkan ada bantuan dari provinsi dan pusat pun tetap tidak akan bisa segera cair dan diterima para korban. Nanti para korban kasihan harus sampai menunggu bantuan yang setahun kemudian baru bisa dicairkan,” tambah Uu.
Salah seorang perwakilan pengusaha, Asep Tohuro, mengatakan, pihaknya menyambut baik iktikad Bupati untuk segera memberikan bantuan kepada para korban longsor. Ia bersama semua rekanan di Tasikmalaya siap menyisihkan pendapatannya untuk infak membantu korban longsor.
“Tadi kita sudah berembuk, dan sepakat akan mengumpulkan dana untuk membantu korban longsor,” singkat dia.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 25 rumah di Kampung Cihonje, Desa/Kecamatan Parungponteng, Kabupaten Tasikmalaya, tertimbun longsor tebing setinggi 100 meter pada Kamis (24/7/2014) dini hari.
Longsor diduga terjadi akibat pergerakan tanah setelah hujan selama seharian penuh yang melanda kawasan Tasikmalaya sejak Rabu sore.