"Soalnya (Jembatan Comal) sudah tidak bisa dilewati, jadi kami turunkan di Gandulan. Nantinya mereka tinggal nyambung aja pake ojek atau angkot," ujar Rudi (37), kondektur bus Deddy Jaya, soal kebijakan menurunkan penumpang di Gandulan, saat ditemui di Jalan Tongkol, Minggu (20/7/2014).
Keluhan disampaikan antara lain oleh Wartini (37), pemudik tujuan Comal. "Kalau jembatan tidak bisa dilewati berarti lewat jalur selatan bisa sampai 3 jam lebih, mana bawa barang bawaan banyak sekali ini," keluh dia.
Seffy, penumpang lain, mengeluhkan hal yang sama. Dia mengaku kerepotan karena harus menyambung angkutan untuk bisa sampai ke Pekalongan. "(Namun), mau bagaimana lagi, namanya juga bencana, tapi kenapa pas lagi mudik Lebaran ya?" tanyanya.
Meskipun tidak diturunkan sampai tempat tujuan para pemudik tetap dikenai tarif bus ekonomi AC sebesar Rp 95.000 dari tarif bus biasanya Rp 60.000. Jembatan Comal ambles pada Jumat (18/7/2014) dini hari dan sejak saat itu tak bisa dilintasi sama sekali. Sebelumnya jembatan sudah ambles sedalam 20 sentimeter tetapi masih bisa dilintasi.
Dengan amblesnya jembatan Comal, lalu lintas diarahkan ke jalur selatan jalan ini. Jalur alternatif yang hanya bisa dilalui dari arah Jakarta yaitu melewati Ujung Gede ke arah selatan melewati Mapolsek Bodeh dan di pertigaan mengambil arah kiri. Sementara itu, dari arah Pekalongan di pertigaan Comal Blandong, pengendara bisa mengambil arah selatan sampai Mapolsek Bodeh, lalu mengambil arah kanan dan mengikuti petunjuk arah Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.