Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petugas TPS di Magelang Pakai Kostum ala Santri

Kompas.com - 09/07/2014, 13:33 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis


MAGELANG, KOMPAS.com
- Momen Ramadhan menjadi inspirasi bagi para petugas pemungutan suara (PPS) di TPS 09 Kauman, Desa Payaman, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang pada Pemilihan Presiden (Pilpres), Rabu (9/7/2014).

Mereka menyulap TPS setempat menjadi layaknya sebuah pondok pesantren. Begitu memasuki ruangan TPS berukuran 10 x 5 meter itu, terdengar alunan tilawah ayat suci Al Quran. Pemilih juga diharuskan melepas alas kaki layaknya memasuki masjid.

Sebelum masuk ke bilik suara, pemilih akan dilayani sejumlah petugas laki-laki yang tampak mengenakan pakaian ala santri pondok pesantren. Mereka mengenakan baju koko, kemeja, sarung dan peci. Sementara petugas keamanan tetap memakai seragam Linmas, tapi berlilit kain sarung dan peci. Mereka juga tidak duduk dia atas kursi layaknya TPS pada umumnya, melainkan duduk di atas karpet dan tikar. Begitu pula dengan tempat antrean.

“Kebetulan pas bulan Ramadhan, jadi kita bikin konsep ala pondok pesantren ini. Kita ingin menghormati bulan suci ini,” ujar Turaikhan, ketua KPPS TPS 09 Kauman, Desa Payaman, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang.

Turaikhan menampik pemilihan konsep TPS ala pondok pesantren ini dikaitkan dengan program hari santri 1 Muharam yang digagas oleh salah satu kandidat presiden. Menurut dia, ide itu muncul atas inisatif para petugas dan warga. Selain karena bertepatan dengan bulan Ramadhan, kata Turaikhan juga karena Desa Payaman dikenal sebagai "Kota Santri". Banyak pondok pesantren yang berdiri di sekitar desa tersebut.

“Ide ini muncul bukan karena program 1 Muharam salah satu capres. Namun karena kebetulan bertepatan dengan bulan Ramdhan, apalagi Desa Payaman ini banyak berdiri pondok pesantren. Konsep ini juga kami rasa lebih menghemat biaya,” ungkap Turaikhan.

PPS di TPS 09 ini memang selalu mempunyai ide kreatif menciptakan suasana baru di TPS untuk menambah minat warga dalam menyalurkan hak suaranya. Pada pemilihan anggota legislatif (Pileg) lalu, TPS ini juga menggunakan konsep pondok pesantren.

Kemudian TPS ala petani hingga ala kesenian tradisional Jathilan pada pemilihan bupati dan gubernur beberapa waktu lalu.

“Ini salah satu upaya kami untuk meingkatkan partisipasi warga. Cara-cara ini ternyata efektif, kami selalu rampung sebelum batas akhir waktu pemungutan suara pukul 13.00 WIB,” ujarnya.

Di TPS 09 sendiri terdapat 305 pemilih tetap. Higga pukul 10.00 WIB saja sudah 50 persen pemilih telah mencoblos.

Sementara itu, Malikah, salah satu warga, mengaku senang dan bangga dengan TPS dengan suasana pondok pesantren. Karena mencerminkan lingkungan kampung yang mayoritas beragama Islam dan bertepatan dengan bulan Ramadhan.

“Iya, senang dengan suasana TPS begini, lebih nyaman dan tentram sesuai dengan suasana kampung kami yang memang banyak santrinya,” ucap Malikah seusai mencoblos.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com