Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Penyokong Dana untuk Aksi Tolak Penutupan Dolly?

Kompas.com - 18/06/2014, 17:13 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com — Ratusan orang yang terdiri dari pekerja seks komersial (PSK), mucikari, dan warga yang berdiam di kawasan prostitusi Dolly dan Jarak, Kota Surabaya, menegaskan, aksi menolak penutupan kedua lokalisasi prostitusi tidak dibiayai oleh siapa pun.

Warga dan PSK berdemo dan memblokade jalan karena kehendak nurani untuk memperjuangkan nasib mereka. "Saya tegaskan, aksi atau gerakan warga dan PSK konsisten menolak penutupan Dolly, semangat turun ke jalan tak dibiayai siapa pun," kata Saputra alias Pokemon, Koordinator Komunitas Pemuda Independen (Kopi) di Gang Dolly, Rabu (18/6/2014).

Warga dari lima RW di Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Kupang, Kota Surabaya, setia menggelar aksi, memblokade jalan, dan berjaga-jaga di setiap sudut Gang Dolly dan Jarak. "Kita tidak kapitalistik. Ini perjuangan. Tak ada siapa pun yang membiayai kita turun aksi," kata dia lagi.

Hingga sore ini, suasana di beberapa jalan menuju Jalan Jarak dan Gang Dolly masih dijaga ketat oleh warga dan beberapa anggota kepolisian. Sementara itu, puluhan personel kepolisian terus berjaga-jaga di sepanjang Jalan Dukuh Kupang.

Titik penjagaan mulai terlihat di Gedung Islamic Centre, yang akan menjadi tempat deklarasi penutupan Dolly, pukul 20.00 WIB. Banyaknya personel kepolisian dan anggota TNI berseragam membuat warga di sekitar Jalan Dukuh Kupang merasa resah.

"Saya takut ada bentrok dan saling lempar batu. Habis rumah saya nanti," kata Halimah, seorang warga yang tinggal di Jalan Dukuh Kupang, tak jauh dari lokasi Dolly.

Menurut Halimah, suasana mencekam tersebut harus segera diakhiri. Biar dirinya dan warga lainnya tenang dalam beraktivitas. "Jalan tidak macet dan tidak diblokade lagi," ujar dia.

Apakah Halimah setuju lokalisasi Jarak dan Dolly ditutup? Halimah mengaku menyerahkan sepenuhnya keputusan itu kepada warga di Jalan Jarak dan Gang Dolly serta Pemerintah Kota Surabaya. "Apa kata warga, PSK, dan Wali kota," kata Halimah.

Sementara itu, menurut penjual kopi di Jalan Jarak yang menjadi tempat PSK bersantai, jika ada uang ganti rugi dan disediakan pekerjaan yang jangka panjang, dia setuju Dolly ditutup. "Para PSK diberi pesangon layak dan pekerjaan, pasti mau pulang ke kampungnya masing-masing. Selama ini uang ganti ruginya sedikit," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com