Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Bocah SD Korban Pencabulan di Bireuen Jalani Pemeriksaan Jiwa

Kompas.com - 23/05/2014, 15:38 WIB
Kontributor Bireuen, Desi Safnita Saifan

Penulis

BIREUEN, KOMPAS.com — Dua bocah SD yang menjadi korban pencabulan oleh lima teman sekelas di salah satu SDN di Peusangan Selatan, Kabupaten Bireuen, Aceh, Rabu 7 Mei lalu, akan menjalani pemeriksaan kejiwaan.

Tidak hanya dua bocah tersebut, kelima pelaku, yakni M, KM, A, MU, dan MN, juga akan menjalani pemeriksaan serupa terkait perilaku sadis yang mereka lakukan.

Kasat Reskrim Polres Bireuen AKP Jatmiko, Jumat (23/5/2014), mengungkapkan, karena usia pelaku dan korban yang di bawah umur, penegak hukum pun melakukan pemeriksaan psikologis.

”Senin mendatang, kedua korban akan hadir ke Mapolres untuk diperiksa kejiwaannya oleh psikiater yang ditunjuk. Selain itu, psikologis kelima pelaku juga akan diperiksa,” kata Jatmiko.

Baik korban maupun para pelaku akan didampingi oleh keluarga masing-masing. AKP Jatmiko pun memastikan bahwa polisi akan serius menangani kasus yang dimaksud hingga tuntas.

Diberitakan sebelumnya, lima bocah kelas IV di salah satu SDN di Kabupaten Bireuen, Aceh, melakukan aksi pencabulan terhadap dua teman sekelasnya sehingga mengakibatkan salah satu korban pingsan. Aksi itu dilakukan di ruang kelas sekolah mereka saat jam istirahat.

Kendati kejadian itu dialami kedua korban pada 7 Mei lalu, pihak korban baru melaporkannya kepada polisi pada Senin (12/5/2014) ke Mapolres Bireuen.

Hingga berita ini ditayangkan, belum diketahui kenapa keluarga korban terlambat melaporkan kejadian tersebut. Kanit PPA Satreskrim Polres Bireuen Bripda Tamam Ashari kemarin menuturkan, berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap kedua korban, mereka mengaku dikejar oleh salah seorang pelaku saat jam istirahat dan diseret masuk ke dalam kelas.

Di kelas, sudah ada empat pelaku lain yang langsung mengikat korban menggunakan sumbu pel dan memasukkan pasir ke dalam mulut korban. Setelah itu, terjadilah aksi kekerasan seksual.

Seorang korban lainnya, yang juga diseret ke dalam kelas, pun diperlakukan sama. Saat mencoba melarikan diri, korban diseret kembali ke dalam kelas dan akhirnya pingsan.

"Melihat si korban pingsan, pelaku melarikan diri sehingga korban satu lagi lari melaporkan kepada guru di kantor sekolah," ungkap Bripda Tamam Anshari.

Kasus tersebut tidak terungkap pasca-kejadian. Namun, selang beberapa hari, kasus itu baru dilaporkan oleh keluarga korban, bukan pihak sekolah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com