Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganjar Targetkan Jateng Surplus 10 Juta Ton Beras

Kompas.com - 02/05/2014, 18:54 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menetapkan target produksi pangan sebesar 10.275.849 ton beras di Jawa Tengah untuk tahun 2014. Target ini ditetapkan untuk mendukung pencapaian swasembada pangan nasional, khususnya target surplus beras 10 juta ton.

Selain beras, produksi jagung juga ditargetkan bisa mencapai 3.025.216 ton jagung pipil, serta 139.621 ton kedelai. Hal itu disampaikan Ganjar selaku Dewan Ketahanan Pangan (DKP) Jawa Tengah, ketika Rapat Koordinasi (Rakor) yang mengambil tema 'Antisipasi Anomali Iklim Untuk Memantabkan Kemandiran dan Kedaulatan Pangan Jateng', di Ruang Rapat Badan Ketahanan Pangan (BKP) Jawa Tengah, di Ungaran, Jumat (2/5/2014).

Dalam sambutan yang dibacakan oleh Kepala BKP Jawa Tengah, Gayatri Indah Cahyani, Ganjar juga mengatakan dalam target produksi padi nasional 2014 sebesar 76,57 juta ton gabah kering giling (GKG), Jawa Tengah ditargetkan bisa menghasilkan sebesar 10,97 juta ton GKG.

"Kami pun meminta, agar arah dan kebijakan sektor partanian harus sejalan dengan program nasional. Termasuk di antaranya dukungan anggaran demi mendorong pertumbuhan sektor pertanian di Jawa Tengah," ujarnya.

Untuk mencapai target tersebut, ada sejumlah langkah yang diambil, di antaranya peningkatan produktivitas, perluasan areal tanaman, pengelolaan lahan, pengamanan produksi dari gangguan organisme pengganggu tanaman, perubahan iklim, penyempurnaan manajemen pascapanen, dan pengendalian alih fungsi lahan dari pertanian ke non pertanian.

"Kami berharap kondisi cadangan pangan di Perum Bulog sampai 27 April 2014 sebesar 225.132 ton dapat dipertahankan. Asumsinya stok tersebut dapat memenuhi sampai enam bulan ke depan," kata Gayatri.

Bulog, lanjutnya, harus segera mengambil langkah guna meningkatkan pengadaan beras yang dubutuhkan, salah satunya dengan menyerap gabah dari petani. Adapun untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim di Jawa Tengah, perlu diambli langkah dengan sosialisasi masa tanam ke petani.

"Hasil yang optimal sangat bergantung pada ketersediaan pestisida, bagaimana cara penggunaan pupuk, sistem irigasi berselang, serta pengaturan waktu dan pola tanam yang baik," lanjutnya.

Gayatri mengungkapkan, perubahan iklim serta pergeseran musim akan berdampak pada gagal panen akibat kekeringan dan banjir di berbagai wilayah. Di samping itu, penurunan produksi pangan juga disebabkan oleh semakin sempitnya lahan pertanian akibat alih fungsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com