Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi: Ada Informasi Cedera Mata Praja IPDN karena Baku Hantam dan Saling Siram

Kompas.com - 30/04/2014, 04:38 WIB
Kontributor Bandung, Rio Kuswandi

Penulis

SUMEDANG, KOMPAS.com — Kepolisian menyatakan mendapat informasi bahwa cedera mata praja putri Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) adalah akibat baku hantam dan saling siram air asam. Adapun keterangan dari IPDN membantah informasi tersebut.

"Kabarnya baku hantam dan siram-siraman, engga tahu siram-siraman apa," kata Kepala Polsek Jatinangor Komisaris Roedy de Vries, di Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, Selasa (29/4/2014). Dia mengatakan, informasi soal baku hantam dan saling siram itu diterima kepolisian pada Selasa pagi, dengan sumber informasi berasal dari luar IPDN.

Menurut Roedy, berdasarkan informasi itu, para praja IPDN ini mendaki Gunung Manglayang, Minggu (27/4/2014). Sepulang dari gunung tersebut, ujar dia, para praja terlibat baku hantam, tetapi penyebabnya belum diketahui. "Engga tahu ada gesekan atau apa, mereka capek, kemudian senggol-senggolan sehingga tersulut emosi atau bagimanalah."

Roedy mengatakan, para praja yang cedera itu diketahui berinisial MPR, IA, NR, DPS, dan FS. Lima praja putri tersebut sempat dilarikan ke RS Mata Cicendo, Bandung, Jawa Barat. Dokter yang menangani para praja ini memastikan bahwa mata mereka terkena siraman cairan asam.

Adapun IPDN menyatakan, kelima prajanya ini hanya terkena cipratan tanah liat. "Kami tidak tahu kalau ada kabar ciprat-cipratan (tanah liat)," kata Roedy. Dia mengatakan, kepastian peristiwa tersebut akan mereka sidik sekalipun menurutnya IPDN telah memberikan keterangan yang tak lengkap soal insiden itu.

"Tadi mereka (IPDN) bilang, hanya ada 4 orang (yang dilarikan ke rumah sakit)," kata Roedy. "Tidak masalah, kami akan lidik berdasarkan informasi yang ada. Kami akan bekerja sama dengan Satreskrim Polres Sumedang untuk menyelidiki informasi yang masuk."

Roedy menambahkan, para penyidik sudah mulai mengumpulkan keterangan saksi. Satu dari para saksi tersebut, menurut dia, adalah rumah sakit yang merawat mata para praja. Seperti diberitakan sebelumnya, lima praja putri tingkat II IPDN dilarikan ke RS Mata Cicendo karena cedera mata.

Dokter spesialis infeksi dan imunologi rumah sakit itu, Susi Heryati, mengatakan bahwa luka di mata para praja tersebut dipastikan karena siraman cairan asam. Saat kali pertama ditangani, ujar dia, dua dari lima praja putri tersebut mengalami luka berupa pengelupasan epitel kornea.

Namun, Kepala Biro Kemahasiswaan IPDN Bernhard membantah pernyataan tersebut. "Masa di kampus ada air keras? Tidak ada air keras. Kabar penyiraman air keras itu tidak benar. Kalau informasinya disiram (air keras), saya tegaskan itu tidak benar," tepis Bernhard, Selasa.

Bernhard mengatakan, kelima praja putri itu hanya kena cipratan tanah liat setelah turun Gunung Manglayang menjelang tiba kembali di kampus IPDN, Minggu petang. "Saat itu turun hujan sehingga jalan jadi becek," imbuh Bernhard. "Mungkin mereka (ciprat-cipratan tanah liat karena) senang bisa menaklukkan gunung."

Menurut Bernhard, bisa jadi para praja tersebut loncat-loncat karena bisa sampai di lokasi terlebih dahulu, dan pada saat itu tanah liat menciprati mata para praja. Dia pun membantah masih ada kekerasan di kampusnya.

Meski demikian, IPDN juga menolak permintaan wartawan untuk memunculkan kelima praja putri yang cedera tersebut. "Mereka nanti stres, kasihanlah mereka," tolak Kepala Humas, Protokol, dan Umum IPDN Bisri, Selasa. Menurut dia, kondisi para praja sudah membaik dan telah kembali beraktivitas seperti biasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com