Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelajar SMA Tewas Gantung Diri

Kompas.com - 22/04/2014, 13:59 WIB
Kontributor Bone, Abdul Haq

Penulis

BONE, KOMPAS.com — FT (15), seorang siswi kelas I Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Tellusiattingnge Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, ditemukan tewas gantung diri.

FT mengakhiri hidupnya di dalam kamar orangtuanya di Desa Matuju, Kecamatan Awangpone dengan menggunakan tali ayunan milik adiknya dan tiga bantal sebagai tumpuan.

Peristiwa ini bermula sekira pukul 07.30 Wita. Ketika itu ibu FT, MS (33), bertanya mengapa FT tidak berangkat ke sekolah.  FT mengaku sakit kepala. Sang ibu pun berangkat ke sungai untuk menjalani aktivitas sehari-hari sebagai penambang pasir.

Sementara bapaknya, Duni, pergi ke pabrik padi untuk menggiling gabah yang telah dijemur. Sekira pukul 09.00 Wita, ibu FT kembali ke rumah. Namun, pintu rumah terkunci.

Orangtua FT akhirnya mendobrak puntu dan menemukan putri sulungnya telah terbujur kaku di tali gantungan. "Tadi pagi sempat saya tanya kenapa tidak pergi sekolah, tapi katanya sakit kepalanya. Saya pulang sudah gantung dirinya," kata Muse sambil histeris.

Aparat kepolisian yang tiba di lokasi langsung menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengamankan tali gantungan serta tiga bantal. Selain itu, polisi juga mengamankan tiga lembar kertas surat yang berisi pesan-pesan putus asa, terkait hubungan asmara FT dengan kekasihnya.

Meski demikian, pihak kepolisian belum bisa memastikan alasan FT mengakhiri hidupnya. "Ibunya yang membuka tali gantungan dan memang lidahnya menjulur keluar. Tapi kami belum bisa memastikan apa motif penyebab korban gantung diri," kata AKP Fredrik Banga, Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Awangpone.

Setelah menggelar olah TKP, pihak kepolisian kemudian mendatangkan sejumlah tim medis untuk melakukan proses otopsi karena pihak keluarga korban meminta agar jasad korban tidak dibawa ke rumah sakit.

FT dikenal sebagai gadis pendiam dan jarang bergaul. "Baik ini anak kalau pulang sekolah tinggal saja di rumah tidak pernah keluar keluar," kata Nuru, salah seorang pemuda setempat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com