"Saya ingin Surabaya lebih dikenal sebagai kota budaya, bukan kota bonek, apalagi kota pekerja seks komersial," kata Risma saat memberi sambutan dalam rapat koordinasi pusat dan daerah tentang kebudayaan yang digelar Kementerian Pendidikan di Surabaya, Rabu (2/4/2014) sore.
Risma mengaku secara perlahan ingin mengubah kondisi itu dengan memberikan intensitas ruang budaya yang lebih di Surabaya.
"Selain pertunjukan rutin, pertunjukan berupa festival di momentum tertentu juga kami galakkan, seperti festival rujak uleg, tari remo, dan sebagainya," kata Risma.
Pendidikan kebudayaan juga akan ditanamkan sejak dini di semua sekolah di Kota Surabaya, meskipun siswanya berasal dari luar Kota Surabaya. Jadi, kata Risma, Surabaya siap menyediakan penari-penari cilik yang profesional jika dibutuhkan daerah lain.
Kota Surabaya yang memiliki nilai historis yang kuat, kata Risma, juga memiliki banyak gedung bersejarah. Gedung-gedung tersebut tetap dirawat oleh petugas khusus yang dibayar oleh Pemkot Surabaya.
"Intinya, kami berharap tidak ada lagi istilah Surabaya Kota Bonek, tapi Surabaya Kota Budaya," tegas Risma.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.