Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Ada Perampokan, Polisi Aktifkan Kembali "Tombol Panik"

Kompas.com - 19/03/2014, 16:54 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis


UNGARAN, KOMPAS.com - Kepolisian Resor (Polres) Semarang akan kembali mengaktifkan "panic button" atau tombol panik menyusul meningkatnya gangguan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) di daerah itu. Salah satunya adalah aksi perampokan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Jambu.

Kapolres Semarang AKBP, Augustinus Berlianto Pangaribuan, menuturkan, kasus perampokan yang dilakukan oleh komplotan bersenjata api di SPBU Jambu, Senin (17/03/2014) kemarin, membuat polisi kesulitan dalam mengidentifikasi pelaku.

Pasalnya berdasarkan keterangan yang diperoleh dari 8 saksi di Polres Semarang, aksi perampokan bersenjata ini berlangsung cukup singkat. Hal itu mengaburkan ingatan dan pandangan sejumlah saksi untuk menjabarkan secara rinci ciri-ciri para pelaku.

Parahnya, sistem pengamanan di SPBU itu juga buruk karena tidak adanya fasilitas pendukung keamanan seperti CCTV. Belajar dari kasus, ia meminta para pengusaha memperbaiki sistem pengamanan tempat usahanya.

"Kita sudah sering menyampaikan melalui polsek-polsek, lewat Babinkamtibmas, bahwa untuk pengamanan tempat usaha, kantor, rumah sebaiknya ada alarm, ada cctv ada satpam. Tolong itu dilaksanakan dengan baik, itu untuk kebaikan para pengusaha agar tidak terjadi apa-apa. dan jika terjadi apa-apa pun bisa terindentifikasi (pelakunya," kata Kapolres, Rabu (19/3/2014) siang.

Selain meminta para pengusaha untuk memperbaiki sistem pengamanan tempat usahanya, Kapolres mengungkapkan akan kembali mengaktifkan "punic button" atau tombol panik. Diharapkan dengan sistem deteksi dini itu, polisi bisa melakukan quick response dalam menangani kejahatan tersebut.

"Akan kami perintahkan semua Kapolsek mengaktifkan 'panic button'," kata Kapolres.

Berdasarkan catatan Kompas.com, program tombol panik pernah diwacanakan oleh Polres Semarang dan direncanakan beroperasi pada Juli 2012 silam. Pada waktu itu, Polsek Bandungan menjadi pilot project dari program tersebut.

Aktivasi dari sistem itu dilakukan dari ponsel yang sudah diregistrasi dengan program tombol panik dan terkoneksi dengan alarm yang ada di mapolsek.

User akan memencet nomor atau huruf tertentu jika menghadapi ancaman kejahatan atau gangguan keamanan lainnya. Dan waktu yang bersamaan, alarm di Mapolsek akan berbunyi sehingga polisi dapat bergerak cepat dan tepat sesuai koordinat serta lokasi kejadian.

Namun informasi yang dihimpun di lapangan, program punic button itu ternyata belum sempat dioperasikan lantaran menemui kendala teknis yang berarti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com