Diduga Aswan meninggal karena dianiaya orang tidak dikenal karena saat ditemukan, di bagian kepala dan wajahnya terdapat sejumlah luka cukup serius.
Aksi pemblokiran jalan ini menyebabkan arus lalu lintas di kawasan tersebut macet total. Tak hanya kendaraan roda empat dan kendaraan bermotor, becak juga dilarang melintas di kawasan tersebut.
Dalam aksi itu warga juga terlihat mengamuk dan meminta kepada aparat kepolisian untuk segera mengungkap motif kematian korban.
Aksi pemblokiran ini baru bisa dibuka kembali setelah ratusan aparat TNI dan polisi terjun ke lokasi kejadian perkara dan bernegosiasi dengan warga yang melakukan aksi pembolkiran tersebut.
Kapolres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease, AKBP Bintang Juliana kepada sejumlah wartawan di lokasi kejadian mengatakan pihaknya masih menyelidiki sebab-sebab kematian korban apakah karena kecelakaan lalu lintas ataukah ada sebab lainnya.
"Sampai sekarang kita masih menelusuri kronologi peristiwa ini apakah korban ini meninggal karena lakalantas atau ada sebab lainnya. Yang pasti kami berjanji akan bekerja secara maksimal," kata Bintang.
Sementara orang tua korban, La Ode mengatakan, pihak keluarga menyerahkan sepenuhnya penyelidikan kasus kematian anaknya itu kepada aparat kepolisian. Dia pun meminta kepada aparat kepolisian dapat segera mengungkap motif di balik kematian anaknya.
"Saya menyerahkan penyelidikan kasus ini kepada polisi. Kalaupun ada sebab lain di balik kematian anak saya, maka saya minta polisi segera mengungkapnya," ujar Ode.
Info yang diterima, sebelum meninggal dunia Aswan ditemukan dalam keadaan tidak sadarkan diri dengan luka di bagian kepala dan wajahnya pada malam tahun baru oleh seorang sopir angkot jurusan Hunut di kawasan Ongkoliong. Saat itu korban sedang bepergian dengan motor Yamaha Mio untuk membeli mie instan.