Dua Rekan Ditahan, Warga Desa Datangi DPRD Banyuwangi

Sambil berorasi dan membentangkan spanduk yang berisi kecaman terhadap Perhutani, warga yang mayoritas perempuan dan warga berusia lanjut itu menuntut pembebasan dua rekan mereka,  Sarni dan Sutris, yang ditahan karena dilaporkan telah melakukan pembalakan liar di tanah milik perhutani.

Anam, seorang warga Desa Grajagan yang mengikuti aksi tersebut, mengatakan Sarni dan Sutris tidak bersalah karena alasan penahanan adalah pembalakan kayu dilakukan di tanah milik Perhutani tidak tepat.

"Mereka tidak bisa membuktikan, jika sebenarnya wilayah yang dianggap tanah milik Perhutani itu adalah milik masyarakat. Bagian dari tanah pusaka, di sana ada makam Mbah Kyai Lambang Sukmo yang membabat tanah yang sekarang ditinggali oleh masyarakat," ungkapnya.

Setelah berorasi dan menduduki gedung DPRD, mereka akhirnya ditemui beberapa anggota dewan. Sukirman, anggota dewan dari Fraksi PDI Perjuangan, berjanji segera memanggil pihak Perhutani dan taman nasional untuk mencari jalan keluar.

"Akan segera dijadwalkan agar semua pihak bisa duduk bersama untuk menyelesaikan masalah ini karena kasus tanah ini sudah terjadi cukup lama sekitar tahun 2003," jelasnya.

Sementara itu setelah melakukan dialog, warga membubarkan diri namun mereka mengancam akan melakukan aksi dengan jumlah massa yang lebih besar jika wakil raykat tidak merespon aspirais mereka