Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menitipkan Hutan Aceh kepada "Ranger"

Kompas.com - 15/12/2013, 22:59 WIB
Kontributor Banda Aceh, Daspriani Y Zamzami

Penulis


BANDA ACEH, KOMPAS.com – Sesosok pemuda berambut keriting dan gondrong sontak mengejutkan peserta Aceh Ranger Expo 2013 di Taman Sari Banda Aceh. Pasalnya dia muncul tiba-tiba dari atas ruang pertemuan sambil bergelantungan dan turun di tengah-tengah para tamu undangan. Lalu sehelai mitela pun disematkan kepadanya.

Dia adalah seorang anggota ranger (pelestari hutan dan satwa)dan yang menyematkan mitela adalah Yacob Ishadami, Sekjen Federasi Ranger Aceh, sebuah organisasi yang baru dibentuk di Aceh sebagai lembaga penyatu para kelompok ranger di Aceh. Komunitas Ranger ini adalah komunitas pelestari hutan dan satwa yang diharapkan mampu membantu masyarakat untuk menjaga dan melestarikan hutan dan satwa sehingga alam bisa dilindungi dari kejahatan-kejahatan lingkungan. Keberadaan ranger diharapkan juga bisa membantu warga hidup berdampingan dengan alamnya.

Demikian dikatakan Sekjen Federasi Ranger Aceh, Yacob Ishadami pada kegiatan Aceh Ranger Expo 2013 yang usai digelar pada Minggu malam (15/12/2013). Selain itu, sebut Yacob, pemerintah juga diharapkan bisa memberi perhatian serius terhadap keberadaan ranger sebagai salah satu unsur bagian dari negara yang menjalankan tugas-tugas perlindungan di masyarakat.

“Sangat diharapkan juga ranger-ranger bisa dimasukkan ke struktur mukim adat, sehingga mereka juga bisa memperkuat struktur mukim adat, terutama dalam hal-hal yang terkait dengan pelestarian lingkungan. Istilahnya kita pun menitipkan keberadaan hutan kita kepada para ranger,” jelas Yacob.

Saat ini, sebut Yacob, baru ada 18 kelompok ranger dengan jumlah personel 364 orang di 5 kabupaten di Provinsi Aceh. Mereka berada di kawasan ekosistem Ulu Masen, yang terdiri dari Kabupaten Aceh Barat, Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Pidie dan Kabupaten Pidie Jaya.

Dampak ranger

Kepala mukim Keumala Dalam, Kabupaten Pidie, M Yusuf (47) mengaku keberadaan kelompok ranger mulai memberi dampak positif bagi kehidupan masyarakat, terutama dalam pelestarian lingkungan dan hutan.

“Sebelum ada kelompok ranger, ada banyak aktivitas illegal logging di tempat kami, tapi setelah adanya kelompok ini, aktivitas illegal logging mulai ada berkurang. Selain itu aktivitas penangkapan hewan liar, termasuk penangkapan burung juga berkurang, soalnya keberadaan burung sangat penting di dalam hutan,” jelas Yusuf.

Hal senada juga diungkapkan Kepala Mukim Lango, Kabupaten Aceh Barat, M Idrus (39). “Sebagian besar ranger ini kan direkrut dari orang-orang di desa yang sebelumnya berprofesi sebagai logger. Nah, karena mereka sekarang sudah menjadi ranger, tentunya para logger berkurang dan mereka sendiri mengimbau agar orang-orang bisa menghentikan aksi merambah hutan,” ujar Idrus.

Sementara itu, Aceh Ranger Expo 2013, di Taman Sari Banda Aceh juga dimeriahkan dengan pameran foto, stan aneka rupa tentang ranger (pelestari hutan dan satwa), dan juga berbagai atraksi para ranger.

Syafrizaldi, Manager Project Fauna-flora International (FFI) mengatakan Expo ini juga sebagai jalan untuk memperkenalkan para ranger beserta tugas-tugas mulianya dalam menjaga kawasan hutan dan satwa di dalamnya kepada masyarakat luas. Sebab, sekarang masih sangat minim pengetahuan masyarakat tentang tugas dan posisi ranger.

“Masyarakat Aceh perlu merevolusi perilaku secara lebih baik lagi dan lebih ramah lingkungan sehingga kelestarian alam dan satwa di dalamnya terus terlindungi, tanpa ada jamahan tangan-tangan manusia yang berperilaku jahat terhadap alam dan tidak bertanggung jawab,” kata Syafrizaldi, Minggu malam (15/12/2013).

Ia menambahkan, pameran ini juga menjadi forum silaturahmi antarkomunitas ranger se-Aceh. Saat ini, di Aceh terdapat 364 anggota ranger yang dibagi dalam 18 kelompok.

“Kita harapkan juga dengan adanya expo ini semua lapisan masyarakat lebih tahu dan lebih bisa mengelola dan melestarikan hutan dengan lebih baik lagi,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com