Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mungkinkah Lokalisasi Dolly dan Jarak Ditutup?

Kompas.com - 13/12/2013, 10:27 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Wali Kota Surabaya Tri Risma Harini merencanakan akan menutup lokalisasi Jarak yang di dalamnya selama ini terdapat Gang Dolly.

Gang Dolly mencakup RW 12 hingga RW 16, dan hanya sepanjang 150 meter persegi. Di lokasi ini hanya terdapat 55 wisma dengan sekitar 530 orang pekerja seks komersial (PSK). Bila digabungkan dengan jumlah PSK yang berada di Jarak, jumlahnya mencapai sekitar 2.500 PSK.

Bila Tri Risma Harini berhasil merealisasikan wacana penutupan tersebut, bisa dipastikan para PSK tersebut akan kehilangan "mata pencahariannya".

Menanggapi fenomena ini, dosen Administrasi Publik Universitas Dr Soetomo, Ulul Albab, menilai, pemerintah terlalu lembek dalam menangani masalah prostitusi ini.

Faktanya, kata Ulul, meskipun ada solusi pemberian santunan, masih banyak penjaja seks yang kembali meneruskan pekerjaannya setelah uang santunan tersebut habis.

"Ini kan artinya, terminologi yang diambil oleh pemerintah tidak tepat. Pemerintah telah salah menganggap bahwa para pelacur ini adalah golongan orang miskin. Pelacuran masuk golongan penyakit masyarakat, sama seperti perjudian," tegas Ulul.
 
Lebih jauh, Ulul menekankan, pemerintah harus bisa membedakan mana penyakit masyarakat dan mana masyarakat yang tidak berdaya. Menurutnya, pelacuran termasuk tindakan kejahatan.

"Kalau orang miskin boleh kita kasih santunan, nah kalau kejahatan, misalnya maling, masa diberi santunan," ujar mantan Rektor Unitomo ini dengan dialek khas Surabaya.

Bila diasumsikan, lokalisasi Jarak dan Gang Dolly mempunyai penjaja seks sebanyak 2.500 PSK. Bila dijumlahkan dengan santunan sebesar Rp 5 juta per PSK, dibutuhkan anggaran sebesar 12-13 miliar.

"Jumlah itu hanya untuk satu lokalisasi di Surabaya. Begitu besar anggaran yang harus dikeluarkan pemerintah untuk satu provinsi. Pemerintah jangan sampai berbuat tidak adil karena masih banyak orang miskin 'sehat' yang perlu diberi santunan," paparnya.

Menurut Ulul, bila lokalisasi bertujuan untuk penyuluhan dan penyembuhan, itu tidak jadi persoalan bila pemerintah mengeluarkan anggaran besar. "Kalau tujuannya untuk mencari keuntungan, diberantas sajalah. Kok yang kelihatan, pemerintah lebih sayang sama PSK dibanding orang miskin," tandas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com