Menurut warga setempat, bencana itu muncul bersamaan dengan turunnya hujan dan berlangsung tidak lebih dari setengah jam. Awalnya, angin puting beliung berbentuk seperti pusaran awan, yang semakin membesar dan terus bergerak menjadi pusaran angin dengan kecepatan tinggi. Warga di dua desa itu akhirnya keluar rumah untuk menyelamatkan diri.
"Eh, tiba-tiba atap seng rumah saya sampai beterbangan dan nyangkut di jaringan listrik," ujar Haji Nur, salah satu warga Desa Kedungringin.
Tak hanya milik Nur, warung milik Marwi juga rata dengan tanah setelah tersapu angin. Sementara rumah milik Parno, yang atapnya yang terbuat dari genteng, rusak. "Untung semua anggota keluarga saya selamat meski atap ambrol," akunya.
Petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan hingga malam tadi belum mengunjungi lokasi bencana. Yang terlihat hanya perangkat desa dan warga saling membantu untuk membersihkan rumah yang rusak. "Semua warga yang rumahnya rusak nanti saya laporkan untuk mendapatkan bantuan dari Pemkab Pasuruan," ujar Najib Setiawan, Kades Kedungringin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.