Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria Bawa Badik Teriak-teriak Cari Bupati Sidrap di Kantornya

Kompas.com - 16/11/2013, 11:37 WIB
SIDRAP, KOMPAS.COM — Kedatangan seorang pria yang membawa badik di Kantor Bupati Sidrap, Jumat (15/11/2013) sekitar pukul 15.30 Wita, menghebohkan suasana di kantor yang berada di Jalan Poros Parepare, Palopo.

Informasi yang dihimpun, pria yang belakangan diketahui bernama Rusman alias Cummang (37), warga Amparita, Kecamatan Tellu Limpoe, Sidrap, datang dengan menggunakan sepeda motor. Saat tiba ia langsung memarkir kendaraannya tepat di belakang kendaraan dinas yang digunakan Bupati Sidrap, Rusdi Masse, untuk berkantor.

Seusai turun dari kendaraannya, Rusman kemudian langsung masuk ke ruangan utama sambil berteriak dan mencari keberadaan Bupati Sidrap, Rusdi Masse.

Melihat kondisi tersebut, Ridwan, ajudan orang nomor satu di Bumi Nene Mallomo dari korps TNI, yang berada di luar ruangan bupati, dengan sigap menghadang pria tersebut.

Saat keduanya berhadap-hadapan, Rusman yang diketahui baru beberapa hari pulang dari Kalimantan langsung mencabut badiknya.

Sementara itu, Ridwan langsung mencabut pistol jenis FN yang digunakannya. Beruntung suasana bisa dikendalikan setelah kedatangan sejumlah kepala desa yang mengamankan pria tersebut.

Setelah suasana terkendali, pria bertato tersebut kemudian digiring ke Mapolres Sidrap bersama barang bukti berupa sebilah badik yang dibawanya.

Ketua Asosiasi Pemerintahan Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Kabupaten Sidrap, Ukkas, yang diwawancarai di lokasi kejadian, mengatakan, saat itu ia dan beberapa rekannya sesama kepala desa berada di kantor Bupati Sidrap karena sedang mengikuti rapat koordinasi penyaluran bantuan program PNPM.

"Kebetulan sosialisasi bantuan PNPM ini sudah berlangsung selama dua hari. Tiba-tiba kami dikagetkan dengan ribut-ribut yang terjadi tepat di depan ruangan kerja Pak Bupati, makanya teman-teman langsung berlarian ke sana," kata Ukkas.

Tak hanya itu, Ukkas bahkan mengaku sudah melaporkan hal tersebut ke Mapolres Sidrap karena menganggap penyerangan tersebut merupakan tindakan pidana.

"Kantor Bupati adalah lambang daerah. Dan kasus ini harus dituntaskan. Polisi harus mencari motif di balik penyerangan ini," kata Ukkas.

Ia bahkan menegaskan akan mengawal kasus tersebut hingga tuntas. "Kita tidak mau polisi terkesan santai menyikapi hal ini. Kami juga tidak mau ada pihak yang mengintervensi hal ini," tambah Ukkas.

Kapolres Sidrap, AKBP Haris Suntojaya, membenarkan adanya penyerangan tersebut. Menurutnya, saat ini pihaknya sedang mendalami apa motif di balik penyerangan tersebut. "Kami masih melakukan penyelidikan apa motif dari penyerangan ini," ujar AKBP Suntojaya.

Menurut AKBP Suntojaya, pihaknya sudah mendapatkan beberapa informasi, termasuk jika pria tersebut mengalami gangguan kejiwaan.

"Meski informasinya begitu, tapi kami tetap akan melakukan pemeriksaan, termasuk mendatangkan ahli kejiwaan. Toh kita tidak langsung percaya," katanya.

Menurutnya, salah satu yang menjadi perhatiannya saat ini karena pria tersebut tiba-tiba datang dan mencari bupati setempat. "Inilah yang kami selidiki, kalau memang gila kenapa mencari seorang saja, artinya obyek dan sasarannya jelas. Ini yang sementara kami dalami," jelasnya.

Bupati Sidrap, Rusdi Masse, yang dihubungi melalui telepon selulernya enggan berkomentar banyak terkait hal tersebut. Ia hanya mengatakan bahwa saat ini pihaknya bersama unsur kepolisian setempat sedang berkoordinasi dan fokus memberantas peredaran narkoba di Kabupaten Sidrap. "Bisa jadi para pengedar dan bandar merasa terjepit dengan hal ini sehingga mereka mulai bereaksi. Tapi sudahlah saya serahkan sepenuhnya ke pihak berwajib," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com