Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan, pihaknya menerima laporan Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi bahwa pada pukul 14:31 WIB, teramati awan panas meluncur dari lereng Sinabung sejauh 1 kilometer ke arah tenggara.
"Ini adalah pertama kali awan panas keluar dari kawah gunung Sinabung sejak meletus September 2013 yang lalu. Tidak ada korban terkait awan panas ini karena masyarakat telah mengungsi," jelasnya kepada Kompas.com, Selasa.
Sutopo menjelaskan, hingga kini jumlah pengungsi masih sebanyak 1.681 jiwa tersebar di 4 lokasi. Antara lain, di Los Pekan Tiga Ndreket dari Desa Mardinding sebanyak 891 jiwa; GBKP Payung 292 jiwa berasal dari Desa Sukameriah; Masjid Payung sebanyak 110 jiwa berasal dari Desa Sukameriah; dan Jambur Namanteran sebanyak 388 jiwa terdiri dari Desa Bekerah 152 jiwa dan Desa Simacem 236 jiwa.
"Kebutuhan logistik pengungsi masih mencukupi hingga saat ini. Masa tanggap darurat selama 7 hari (3-9 November 2013)," jelas Sutopo.
Menurutnya, aktivitas gunung Sinabung masih sangat tinggi dan statusnya masih tetap Siaga (level III). Dia mengimbau masyarakat agar tidak beraktivitas di radius 3 kilometer dari Sinabung. Warga di 4 desa yaitu Desa Sukameriah, Simacem, Bekerah dan Mardinding diminta untuk mengungsi ke tempat yang aman.
"Dengan adanya luncuran awan panas, maka masyarakat diimbau untuk selalu meningkatkan kesiapsiagaan. Erupsi masih berpotensi terjadi, dan abu letusannya dapat mengganggu kesehatan dan merusak tanaman di area terdampak," imbaunya.
Sehubungan sudah memasuki musim hujan sejak beberapa hari terakhir dan aktivitas hujan hampir terjadi setiap hari, BNPB juga meminta masyarakat yang bermukim dekat sungai-sungai yang berhulu di puncak gunung Sinabung agar waspada banjir lahar. Warga yang tinggal dekat sungai di antaranya berada di Desa Sukameriah sampai Desa Bekerah, Desa Kutagugung dan Desa Sigarang-garang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.