Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi Meninggal di Depan Loket, Direktur RS Salahkan Puskesmas

Kompas.com - 02/11/2013, 07:31 WIB
Kontributor Pare-Pare, Darwiaty Ambo Dalle

Penulis


PINRANG, KOMPAS.com — Direktur RSU Lasinrang Pinrang dr Hj Hasna Syam membantah pihaknya mempersulit perawatan Naila, bayi putri pasangan suami istri, Mustari dan Nursia, warga Dusun Patompo, Desa Kaliang, Kecamatan Duampanuan.

"Kita sudah memberi pelayanan terbaik kepada seluruh pasien," katanya.

Bayi Naila meninggal dunia di pangkuan ibunya di depan loket pendaftaran RS Lasinrang, Pinrang, Kamis (31/10/2013) lalu. Naila meninggal saat ayahnya sedang berdebat dengan petugas RS terkait administrasi.

Hasna mengatakan, saat membawa anaknya ke rumah sakit, kedua orangtua Naila hanya duduk di loket pendaftaran, ikut mengantre dengan pasien lainnya. "Petugas kami tentunya tidak bisa melihat kondisi bayi tersebut karena tengah bertugas. Kami bekerja mengikuti prosedur yang ada," katanya.

Tak hanya itu, kata Hasna, rujukan yang diberikan pihak puskesmas terhadap bayi tersebut oleh pihaknya dinilai tidak sesuai dengan kondisi sang bayi. Bayi itu ternyata sudah dalam keadaan darurat.

"Keterangan dalam surat rujukan, hanya sakit biasa dan tidak bersifat darurat atau parah. Orangtua korban juga tidak menunjukkan kepanikan saat membawa anaknya ke rumah sakit. Makanya, petugas kami meminta kepada yang bersangkutan mengikuti prosedur administrasi," jabarnya.

Naila adalah bungsu dari empat bersaudara yang meninggal di depan loket pendaftaran pasien di RSU Lasinrang, dalam pangkuan ibunya, saat sang ayah berusaha meminta pelayanan kesehatan untuk putrinya. Diagnosis awal dari pihak Puskesmas Lampa, bayi malang tersebut terserang flu dan batuk. Dirujuknya Naila ke RSU Lasinrang diduga karena pihak puskesmas tidak mampu menangani bayi tersebut.

"Padahal saya sudah minta agar anak kami dirawat dulu, nanti surat keterangan tanda lahir menyusul. Karena rumah kami jauh. Sekitar 20 kilometer dari kota. Tapi anak kami tetap tidak dilayani," kata Mustari, ayah korban.

Mustari mengaku, bahkan sempat menunggu selama dua jam di loket rumah sakit agar anaknya bisa mendapatkan penanganan medis. "Tapi yang kami terima, terkesan kalau kami dipersulit," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com