"Sampai saat ini yang telah ada 41 preman," kata Kapala Baguian Operasi Polrestabes Bandung, AKBP Diki Budiman saat ditemui di markas Polrestabes Bandung, Senin (21/10/2013).
Setelah dijaring, kata Dicky, preman-preman tersebut akan didata secara rinci untuk dipilah-pilah antara preman yang kerap melakukan tindak kriminal dan yang tidak. Preman yang terindikasi melakukan tindakan pidana, akan diproses sesuai kesalahannya.
"Kita lihat hasil evaluasi besok untuk memastikan apakah target operasi kita sudah terjaring atau belum. Kalau belum, nanti kita gelar operasi lagi," imbuhnya.
Sementara itu, pihak kepolisian juga sudah mendata sejumlah daerah yang diduga menjadi titik rawan aksi kriminal di Kota Bandung yang kerap menjadi tempat operasi para preman. "Beberapa titik rawan preman yang ada di Kota Bandung di antaranya adalah Terminal Cicaheum, Terminal Leuwipanjang, Pasar Induk Gedebage, dan sepanjang Jalan Soekarno-Hatta," jelasnya.
Dicky menjelaskan, ada beberapa modus premanisme yang kerap meresahkan masyarakat. Di antaranya, kata Dicky, menjual air minum kemasan secara paksa hingga memaksa orang untuk naik ke angkot tertentu.
Tak hanya penumpang angkot, sopir angkot dan pemilik kios juga kerap menjadi korban pemalakan para preman. "Kita imbau kepada masyarakat agar melaporkan ke polisi. Yang jadi masalah, kadang masyarakat enggan untuk melaporkan tindakan premanisme yang dialaminya," bebernya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.