Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilarang Parkir, Pedagang Pasar Datangi Kantor DPRD

Kompas.com - 18/10/2013, 13:16 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Puluhan pedagang yang tergabung dalam Paguyuban Pedagang Pasar Blambangan mendatangi Gedung DPRD Banyuwangi. Mereka melontarkan protes atas pelarangan parkir di sepanjang Jalan KS Tubun, Pasar Blambangan yang berlaku sejak Jumat (18/10/2013).

Nahrayu, Ketua Paguyuban pedagang menjelaskan, sebelumnya tidak pernah ada sosialisasi pelarangan parkir kepada para pedagang, dan hal itu membuat para pedagang dan pembeli kerepotan untuk memarkir kendaraan.

"Selama ini para pembeli parkir di sepanjang jalan di depan kios-kios. Mereka teratur kok. Ada sekitar tujuh tukang parkir di sana. Aneh saja tiba-tiba dilarang parkir sedangkan pihak Pemerintah sendiri tidak pernah menyediakan lahan parkir yang resmi untuk Pasar Blambangan. Jika dilarang parkir, terus tidak ada tempat parkir yang jelas,bagaimana ada jual beli. Ini membuat penghasilan pedagang semakin merosot," jelasnya.

Nahrayu menjelaskan, ada sekitar 1200 pedaang yang berjualan di sekitar Pasar Blambangan. 600-an berjualan di dalam kios sisanya di luar kios. "Mereka yang berdagang di luar kios patuh. Jam 7 mereka sudah memasukkan dagangan ke dalam pasar dan tidak memakan bahu jalan serta tidak membuat Jalan Susuit Tubun macet".

Nahrayu juga menjelaskan, di Pasar Blambangan juga ada sekitar 80-an pedagang emas yang sering melakukan transaksi dengan pembeli. "Kalau dilarang parkir bagaimana," ungkapnya.

Sementara itu, Suhalik salah satu pedagang menceritakan jika kondisi Pasar Blambangan sudah sangat memprihatinkan. Setiap tahunnya ada sekitar lima sampai delapan kios ditutup karena bangkrut tidak ada pembeli.

"Pembeli malas ke Pasar Blambangan karena kondisinya berantakan. Rehab Pasar Blambangan terakhir itu tahun 1999. Sampai sekarang tidak pernah ada perbaikan. Pemkab membangun taman di mana-mana, tapi Pasar Blambangan yang menjadi pusat perekonomian malah tidak diperhatikan. Bayangkan berapa pendapatan Pemkab dari pasar. Setiap harinya kami membayar retribusi," kata dia.

"Pedagang Banyuwangi juga Warga Negara Indonesia. Pedagang ingin hidup, tidak ingin mati. Jika permintaan kami tidak diperhatikan kami akan menurunkan massa lebih banyak dan akan menolak membayar retribusi," sambungnya.

Para pedagang berharap Pemerintah membangun pasar Blambangan dan memberikan fasilitas parkir dan juga bongkar muat untuk mempermudah penjual dan pembeli bertransaksi. "Kami capek kalau selalu dijadikan alasan penyebab kemacetan dan membuat semrawut," kata Suhalik.

Sementara itu, Ketua DPRD Banyuwangi Hermanto mengaku akan membicarakan masalah tersebut dengan pihak Pemkab Banyuwangi. "Terutama dengan dinas terkait untuk mencari solusi yang terbaik," ungkap Hermanto. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com