Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Data Pemilih Mayoritas Daerah di Papua Barat Belum Rapi

Kompas.com - 11/10/2013, 22:16 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengatakan, beberapa data pemilih di beberapa daerah belum rapi. Bahkan, di Provinsi Papua Barat, hanya di Kabupaten Manokwari data pemilih yang sudah siap ditetapkan menjadi Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2014.

"Misalnya Papua Barat. Ternyata untuk ditemukan saja, sampai hari ini data itu belum kami dapatkan kecuali ibu kota pusatnya, Manokwari. Apakah ini akan tetapkan (menjadi DPT) dengan situasi seperti ini? Rasanya kan kurang baik," ujar Komisioner KPU, Hadar Nafis Gumay di KPU, Jumat (11/10/2013).

Dia mengatakan, pemutakhiran daftar pemilih di Papua Barat menemui kendala besar meski KPU telah mengirim langsung tim supervisi untuk membantu Panitia Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih) di provinsi tersebut.

"Itu kan kesulitan memasukkan datanya kami bantu dengan mengirimkan tim. Kami memperhitungkan kondisi sumber daya manusia setempat, infrastruktur di sana, sehingga kondisi data dan situasi terlambat ini terjadi," ujar Hadar.

Dikatakannya, KPU membuka kemungkinan luas, beberapa kabupaten/kota mengundur waktu penetapan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2014 hingga 23 Oktober. "Nanti akan kami lihat kabupaten/kotanya. Secara keseluruhan kami akan sisir daerah-daerah mana yang kami yakini datanya sudah cukup baik dan kami lihat juga datanya yang masih belum baik. Jadi sangat mungkin daerah yang sudah cukup baik segera DPT ditetapkan (pada Minggu, 13 Oktober 2013) dan yang belum, kami beri waktu lagi sampai tanggal ujungnya (tenggat penetapanDPT nasional, 23 Oktober 2013)," beber Hadar.

Ia mengatakan, pengunduran waktu penetapan DPT itu tidak akan dilakukan secara sepihak oleh KPU. Menurutnya, KPU tetap akan meminta rekomendasi Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). "Pastinya sekali lagi akan kami cek secara keseluruhan, kemudian kami akan teruskan dan kami akan minta rekomendasi dari Bawaslu," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com