Berdasarkan data sementara hingga pukul 12.30 WIB, kondisi puncak Merapi masih belum bisa terpantau. Petugas hanya bisa memantau suara gemuruh yang terjadi setiap 10 menit.
"Kondisinya masih belum terpantau karena tertutup kabut. Kita hanya bisa pantau suara gemuruh dengan intensitas satu kali dalam sepuluh menit," kata Tri Mujiyanto, petugas di pos pengamatan Jrakah, Boyolali, Senin (22/7/2013).
Sementara itu, letusan Merapi yang terjadi pada Senin dini hari menyemburkan abu dan pasir tipis, membuat warga di Kemalang, Klaten, mengungsi. Warga mengungsi di tiga titik yaitu di Bawukan, Panggang, dan Tegalmulyo yang berjarak kurang lebih 10 kilometer dari Merapi.
Kondisi Merapi tersebut membuat Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mengimbau agar warga selalu waspada, termasuk melarang para pendaki untuk mendaki.
"Letusan pada Senin pagi tadi adalah letusan vulkanik kecil dan setelah itu Merapi aktivitasnya normal. Namun demikian, kewaspadaan harus tetap ada, karena sejauh tidak mengindikasi letusan magmatis, maka status Merapi tidak berubah," katanya.
Sementara itu, BPPTKG masih terus memantau kondisi Merapi, bekerja sama dengas Pos Pengamatan yang berada di sekitar lereng Merapi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.