Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dipercaya Punya Banyak Khasiat, Ratusan Warga Demak Berebut Minyak Jamas Pusaka Sunan Kalijaga

Kompas.com - 21/06/2024, 14:17 WIB
Nur Zaidi,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

DEMAK, KOMPAS.com - Seratusan warga mengantre berebut minyak jamas pusaka Keris Kyai Carubuk dan Kotang Ontokusumo peninggalan Sunan Kalijaga di Kadilangu, Kabupaten Demak, Jawa Tengah (Jateng).

Penjamasan pusaka sendiri dilakukan oleh ahli waris Sunan Kalijaga usai sholat Idul Adha tempo hari.

Minyak sisa penjamasan ini dipercaya warga membawa berkah dan sebagai sarana kebutuhan warga, lantaran terkena pusaka peninggalan Sunan Kalijaga.

Baca juga: Kisah Sunan Kalijaga dalam Menyebarkan Islam di Jawa

Suparyuni (64) warga asal Kelurahan Kadilangu ini mengaku, setiap tahunnya turut meminta minyak penjamasan di hari tradisi pembagian minyak yang dilakukan oleh ahli waris.

Kata dia, minyak itu nantinya akan digunakan sebagai sarana pengobatan.

"Saya sakit jantung, terus kaki saya tidak karuan. Mugi-mugi dapat berkahnya Mbah Sunan," ujar Suparyuni usai mengambil minyak jamas di Gedung Pangeran Widjil, Kadilangu, Jumat (21/6/2024) siang.

Menurut Suparyuni, hal itu sudah ia praktikkan tahun lalu. Untuk mengobati lambungnya ia teteskan minyak jamas ke air putih lalu diminum.

"Dulu saya sakit lambung, sudah lama. Saya teteskan saya minum," katanya.

Warga lain, Ahmad Riyanto (35) berujar, pembagian minyak untuk masyarakat umum ini menjadi momen yang ditunggu-tunggu.

Menurutnya, minyak yang didapat akan disimpan dan digunakan sebagai sarana beragam, baik pengobatan hingga pertanian.

"Buat sarono, buat sendiri kalau ada yang membutuhkan yang lebih penting ya dikasihkan, yang penting buat kepentingan kita bersama lah," ungkapnya.

Sementara Ketua Penjamasan Pusaka Sunan Kalijaga, Raden Sudarto menyebutkan, setidaknya terdapat 2000 botol minyak kecil yang dibagikan kepada masyarakat secara gratis.

Tradisi pembagian minyak jamas ini dilakukan H+5 usai penjamasan pusaka Sunan Kalijaga.

"Ada dari Purwodadi, Semarang tadi saya tanya, Boyolali ada. Intinya ngalap berkah, barokah dari Eyang Kalijaga," kata Sudarto usai pembagian minyak jamas.

Baca juga: Baiturrahim, Masjid Peninggalan Sunan Kalijaga di Dusun Kauman

Sudarto menambahkan, banyak masyarakat yang menginginkan minyak jamas karena dipercaya sebagai perantara hajat masing-masing.

"Minyaknya itu kan untuk berbagai multi guna nggeh (ya), tergantung hajatnya. Keyakinan dia sendiri apa gitu. Semua itu Allah yang memberikan dengan lantaran dari Eyang Sunan Kalijaga," ungkapnya.

Dia menambahkan, sebelum digunakan untuk penjamasan. Ritual pembuatan minyak melalui proses yang panjang, seperti pemilihan kelapa yang menghadap kiblat, hingga pembuatnya perempuan ahli waris yang sudah menopause dan berpuasa.

"Pas dibikinnya itu Selasa Kliwon, namanya lisah sepuh. Yang bikin itu harus puasa, terus (dibuat oleh) ibu-ibu yang sudah tidak menstruasi," tukasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com