Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turun, Kasus "Stunting" di Nunukan 15,8 Persen Sepanjang 2024

Kompas.com - 20/06/2024, 06:16 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Dinas Kesehatan Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, mencatatkan penurunan signifikan kasus stunting pada 2024.

"Tahun 2023, angka stunting kita di 30,5 persen, tahun 2024 kita berhasil menurunkan kasus mencapai 15,8 persen," ujar Kepala Dinas Kesehatan Nunukan, Hj. Miskia, Selasa (19/6/2024).

Baca juga: Pemerintah Bakal Dapat Daging Kurban dari Mekkah, Akan Dibagikan untuk Atasi Stunting

Penurunan kasus stunting, disebut Miskia, karena aktifnya para relawan dan Tim Pendamping Keluarga (TPK), yang rutin memantau perkembangan keluarga rentan stunting.

Para TPK dari tiap puskesmas kecamatan masing-masing terus memberikan makanan tambahan yang bergizi untuk ibu hamil, serta memantau perkembangan janin, hingga pertumbuhan anak di atas lima tahun.

"Petugas kesehatan terus melakukan intervensi dan edukasi tentang pola hidup bersih dan sehat. Kita buat grup medsos Peduli Ibu. Di dalamnya kita masukkan para keluarga yang terdata sebagai rentan stunting, untuk terus memberikan informasi dan edukasi," jelas Miskia.


Kendala bagi tim kesehatan di Nunukan, adalah banyaknya pendatang yang masuk Nunukan, baik itu pendatang dari Sulawesi, dari Nusa Tenggara Timur, ataupun eks TKI deportan.

Nihilnya berkas administrasi kependudukan, menyulitkan Dinkes dalam penindakan.

"Mereka tidak terdata karena belum menjadi peserta PBI BPJS. Jadi kendala kita dalam penanganan stunting memang karena banyak pendatang dan deportan," lanjutnya.

Pada beberapa lokasi tertentu di wilayah perbatasan RI - Malaysia, Dinas Kesehatan Nunukan akan lebih berkonsentrasi pada perkembangan kualitas otak si anak, ketimbang berpatokan pada berat badan dan tinggi ideal, pada umumnya.

Karena perkembangan otak anak, kata Miskia, jauh lebih berpengaruh untuk masa depan anak stunting sendiri.

"Ada pola hidup saudara saudara kita di wilayah pedalaman sudah bekerja sejak dini. Mereka memikul atau kerja berat saat usianya masih kecil yang mempengaruhi tinggi badan. Jadi kita optimalisasi pengawasan perkembangan otak dengan intervensi perbaikan gizi, dan perbaikan pola hidup sehat,"imbuhnya.

Di wilayah perbatasan, ibu-ibu yang memiliki balita, sedikit terkendala jika harus mematuhi jadwal pemeriksaan di posyandu.

Mereka yang bekerja di perusahaan perkebunan, dituntut bekerja dengan durasi waktu tertentu.

Demikian juga yang di pedesaan dan jauh dari puskesmas. Mereka lebih fokus pada aktifitas keseharian mereka yang dihabiskan di kebun atau mencari penghidupan di kedalaman hutan.

"Tantangan kita memang tidak ringan. Tapi kita optimis bisa menurunkan angka stunting sesuai standar nasional di angka 14 persen. Kita terus lakukan intervensi gizi dan PHBS,’’kata Miskia.

Baca juga: Pemerintah Siap Revisi Target Penurunan Stunting jika Tak Tercapai

Di sisi lain, anak-anak stunting, ternyata tidak melulu dari kalangan ekonomi kurang mampu, atau anak anak yang tinggal di pelosok terpencil.

Tak sedikit anak-anak ASN di Nunukan juga tercatat sebagai penderita stunting. Alasannya, anak anak tersebut sering mengkonsumsi makanan instan dan minuman dengan kandungan pemanis buatan.

"Jadi kembali pada pola hidup empat sehat lima sempurna. Kalau dulu ada pembagian bubur kacang hijau setiap posyandu. Kita juga lakukan pemberian makanan tambahan untuk dicampur dengan makanan olahan rumah untuk pemenuhan vitamin dan gizinya," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cerita Ibu di Sumut Jadi Korban Penipuan hingga Rp 4 Miliar, 3 Anaknya Dijanjikan Masuk Akpol dan TNI

Cerita Ibu di Sumut Jadi Korban Penipuan hingga Rp 4 Miliar, 3 Anaknya Dijanjikan Masuk Akpol dan TNI

Regional
Rumah Pensiun Jokowi di Colomadu Karanganyar Mulai Dibangun

Rumah Pensiun Jokowi di Colomadu Karanganyar Mulai Dibangun

Regional
Razia Hotel dan Indekos di Kebumen, 17 Pasangan Tak Resmi Ditangkap, 3 di Antaranya Pelajar

Razia Hotel dan Indekos di Kebumen, 17 Pasangan Tak Resmi Ditangkap, 3 di Antaranya Pelajar

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 27 Juni 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 27 Juni 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
4 Jaringan Narkoba Ditangkap di Lampung, Barang Bukti Ratusan Kilogram Sabu

4 Jaringan Narkoba Ditangkap di Lampung, Barang Bukti Ratusan Kilogram Sabu

Regional
Viral, Video Ambulans Bawa Pasien Kritis Tak Bisa Masuk Rumah Sakit karena Terhalang Rombongan Presiden Jokowi di Sampit

Viral, Video Ambulans Bawa Pasien Kritis Tak Bisa Masuk Rumah Sakit karena Terhalang Rombongan Presiden Jokowi di Sampit

Regional
19 Hari Hilang, Penagih Utang di Palembang Dibunuh Nasabah dan Jasadnya Dicor

19 Hari Hilang, Penagih Utang di Palembang Dibunuh Nasabah dan Jasadnya Dicor

Regional
Komnas HAM Sebut Kasus TPPO di NTT Sangat Memprihatinkan

Komnas HAM Sebut Kasus TPPO di NTT Sangat Memprihatinkan

Regional
Kapolda, Wakapolda Banten dan Kapolres Cilegon Dimutasi, Ini Penggantinya

Kapolda, Wakapolda Banten dan Kapolres Cilegon Dimutasi, Ini Penggantinya

Regional
Diduga Terlibat Pembunuhan Wanita yang Jasadnya Dilakban, 2 Pria di Grobogan Diamankan Warga

Diduga Terlibat Pembunuhan Wanita yang Jasadnya Dilakban, 2 Pria di Grobogan Diamankan Warga

Regional
Kebakaran di Kabanjahe, 4 Orang Satu Keluarga Tewas

Kebakaran di Kabanjahe, 4 Orang Satu Keluarga Tewas

Regional
Polisi Gerebek Warnet Sarang Judi 'Online', 3 Pejudi Ditangkap

Polisi Gerebek Warnet Sarang Judi "Online", 3 Pejudi Ditangkap

Regional
Aplikasi Srikandi Pemkot Solo Terdampak Peretasan PDN, Surat-menyurat Pakai Manual

Aplikasi Srikandi Pemkot Solo Terdampak Peretasan PDN, Surat-menyurat Pakai Manual

Regional
18 Warga Luwu Dirawat di RSUD Sawerigading Palopo Diduga Keracunan Makanan di Acara Pengajian

18 Warga Luwu Dirawat di RSUD Sawerigading Palopo Diduga Keracunan Makanan di Acara Pengajian

Regional
6 Perwira Menengah di Polda Lampung Diganti, 2 di Antaranya Direktur

6 Perwira Menengah di Polda Lampung Diganti, 2 di Antaranya Direktur

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com