Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Juleha Kulon Progo Sarankan Pisau Stainless Steel untuk Sembelih Hewan Kurban

Kompas.com - 14/06/2024, 21:33 WIB
Dani Julius Zebua,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com – Kebanyakan penyembelihan hewan kurban di antara warga belum mengutamakan kebersihan dan sanitasi yang laik di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Penyembelihan yang higienis berkaitan dengan mutu dari daging hasil sembelihan. 

“Pada kebanyakan masjid dan masyarakat, belum mengindahkan higienis dan sanitasi sehingga daging yang dibagikan ke masyarakat itu bisa bermutu rendah,” kata Ketua Jurusan Sembelih Halal (Juleha) dari Sekretariat Juleha Kulon Progo, Putut Probo Seto Agung Nugroho, Kamis (13/6/2024).

Baca juga: Wabup Sleman Minta Distribusi Daging Kurban Pakai Kemasan Ramah Lingkungan

Kementerian Agama Kulon Progo pun terus mendorong penyembelihan yang higienis dari waktu ke waktu, terutama pada hari raya Idul Adha di awal pekan depan.

Salah satu caranya dengan menggelar pelatihan dasar bagi para juru sembelih yang diselenggarakan BAZNAS Kulon Progo dan Kemenag Kulon Progo.

Putut menceritakan, tantangan higienis saat ini adalah alat potong berupa pisau para juru sembelih.

Alat sembelih higienis sebaiknya pisau berbahan food grade, seperti halnya bahan stainless steel. Pisau tajam, panjang, dan anti karat.

Jamaknya, saat penyembelihan, warga menggunakan pisau dari besi berbeda-beda. Kebanyakan dari besi bekas dan dibikin pisau oleh penempa besi.

Pisau seperti ini memerlukan perawatan yang lebih intens, dari mencuci, mengeringkannya, memberi minyak, maupun mengasah. Semua demi menghilangkan karat sebelum digunakan.

Saat penggunaan, besi biasa cepat korosi atau berkarat bila terpercik darah. Saat pemakaian, pisau jadi harus sering dicuci atau dibersihkan.

Pisau berkarat bisa mengakibatkan pencemaran logam berat pada daging dan berdampak pada manusia yang mengonsumsi. Ujungnya, bisa berakibat pada masalah kesehatan seperti gangguan ginjal hingga kanker.

“Kewajiban takmir untuk mengingatkan. Masyarakat yang membantu juga sebaiknya jangan pakai pisau ecek-ecek,” kata Putut.

Putut mengungkapkan, pelatihan dasar para juru sembelih hewan kurban bermanfaat bagi terwujudnya standarisasi higienis penyembelihan di Idul Adha agar daging kurban bermutu tinggi yang dibagi ke masyarakat.

Baca juga: Idul Adha 2024, Rumah Pemotongan Hewan di Kota Malang Bakal Tambah Juru Sembelih

“Mari memperbaiki sehingga daging yang dibagikan bermutu tinggi. Melalui standar kerja, pengetahuan, sikap kerja di lapangan, jadi sama,” kata Putut.

Suranto (47) peserta pelatihan dari Kalibawang mengungkapkan, ia selalu terlibat di kegiatan potong hewan kurban di dusun. Ia bekerja mulai dari kelet hingga mencacah daging.

Suranto mengakui, pentingnya kebersihan menangani daging agar layak diberikan pada warga. Namun, warga di kampung banyak menggunakan pisau tempa atau biasa. Menyadari ini, ia mengingat akan mencuci secara berkala agar higienis hasil potongannya nanti.

“Biasanya antara kelet ke memotong daging saya cuci lagi. Sering dicuci karena harus bersih,” kata Suranto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sumbar Siapkan Lahan 3,8 Hektar untuk Relokasi Warga Terdampak Bencana

Sumbar Siapkan Lahan 3,8 Hektar untuk Relokasi Warga Terdampak Bencana

Regional
Pemkot Jambi Jamin Penyelesaian Sengketa Lahan SD Negeri 212

Pemkot Jambi Jamin Penyelesaian Sengketa Lahan SD Negeri 212

Regional
Penemuan Mayat Bayi di Sragen, Terbungkus Mantel dengan Kondisi Leher Terjerat Kain di Dapur Rumah

Penemuan Mayat Bayi di Sragen, Terbungkus Mantel dengan Kondisi Leher Terjerat Kain di Dapur Rumah

Regional
Terpeleset Saat Memancing, Dua Pemuda Tewas Tenggelam di Embung

Terpeleset Saat Memancing, Dua Pemuda Tewas Tenggelam di Embung

Regional
Sederet Cerita Saat Hewan Kurban Mengamuk, 'Terbang' ke Atap dan Tendang Panitia

Sederet Cerita Saat Hewan Kurban Mengamuk, "Terbang" ke Atap dan Tendang Panitia

Regional
Pemprov Sumbar Salurkan 83 Hewan Kurban di 15 Titik Bencana

Pemprov Sumbar Salurkan 83 Hewan Kurban di 15 Titik Bencana

Regional
Sosok Danis Murib, Prajurit TNI yang 2 Bulan Tinggalkan Tugas lalu Gabung KKB

Sosok Danis Murib, Prajurit TNI yang 2 Bulan Tinggalkan Tugas lalu Gabung KKB

Regional
Bocah 13 Tahun Dicabuli Ayah Tiri hingga Hamil, Ibu Korban Tahu Perbuatan Pelaku

Bocah 13 Tahun Dicabuli Ayah Tiri hingga Hamil, Ibu Korban Tahu Perbuatan Pelaku

Regional
Takut Dimarahi, Seorang Pelajar Minta Tolong Damkar Ambilkan Rapor

Takut Dimarahi, Seorang Pelajar Minta Tolong Damkar Ambilkan Rapor

Regional
Cerita Tatik, Dua Dekade Jualan Gerabah Saat Grebeg Besar Demak

Cerita Tatik, Dua Dekade Jualan Gerabah Saat Grebeg Besar Demak

Regional
BNPB Pasang EWS dengan CCTV di Sungai Berhulu dari Gunung Marapi

BNPB Pasang EWS dengan CCTV di Sungai Berhulu dari Gunung Marapi

Regional
PPDB SMA/SMK Dibuka Malam Ini, Pj Gubernur Banten Ultimatum Tak Ada Titip Menitip Siswa

PPDB SMA/SMK Dibuka Malam Ini, Pj Gubernur Banten Ultimatum Tak Ada Titip Menitip Siswa

Regional
Kasus Ayah Bunuh Anak di Serang, Warga Lihat Pelaku Kabur Bawa Golok dengan Bercak Darah

Kasus Ayah Bunuh Anak di Serang, Warga Lihat Pelaku Kabur Bawa Golok dengan Bercak Darah

Regional
4 Orang Tewas Ditabrak Mobil Elf di Aceh Timur, Ini Kronologinya

4 Orang Tewas Ditabrak Mobil Elf di Aceh Timur, Ini Kronologinya

Regional
Pilkada Salatiga Rawan Politik Uang, Gerindra Sebut Elektabilitas Tinggi Tak Jaminan Terpilih

Pilkada Salatiga Rawan Politik Uang, Gerindra Sebut Elektabilitas Tinggi Tak Jaminan Terpilih

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com