KULON PROGO, KOMPAS.com – Kebanyakan penyembelihan hewan kurban di antara warga belum mengutamakan kebersihan dan sanitasi yang laik di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Penyembelihan yang higienis berkaitan dengan mutu dari daging hasil sembelihan.
“Pada kebanyakan masjid dan masyarakat, belum mengindahkan higienis dan sanitasi sehingga daging yang dibagikan ke masyarakat itu bisa bermutu rendah,” kata Ketua Jurusan Sembelih Halal (Juleha) dari Sekretariat Juleha Kulon Progo, Putut Probo Seto Agung Nugroho, Kamis (13/6/2024).
Baca juga: Wabup Sleman Minta Distribusi Daging Kurban Pakai Kemasan Ramah Lingkungan
Kementerian Agama Kulon Progo pun terus mendorong penyembelihan yang higienis dari waktu ke waktu, terutama pada hari raya Idul Adha di awal pekan depan.
Salah satu caranya dengan menggelar pelatihan dasar bagi para juru sembelih yang diselenggarakan BAZNAS Kulon Progo dan Kemenag Kulon Progo.
Putut menceritakan, tantangan higienis saat ini adalah alat potong berupa pisau para juru sembelih.
Alat sembelih higienis sebaiknya pisau berbahan food grade, seperti halnya bahan stainless steel. Pisau tajam, panjang, dan anti karat.
Jamaknya, saat penyembelihan, warga menggunakan pisau dari besi berbeda-beda. Kebanyakan dari besi bekas dan dibikin pisau oleh penempa besi.
Pisau seperti ini memerlukan perawatan yang lebih intens, dari mencuci, mengeringkannya, memberi minyak, maupun mengasah. Semua demi menghilangkan karat sebelum digunakan.
Saat penggunaan, besi biasa cepat korosi atau berkarat bila terpercik darah. Saat pemakaian, pisau jadi harus sering dicuci atau dibersihkan.
Pisau berkarat bisa mengakibatkan pencemaran logam berat pada daging dan berdampak pada manusia yang mengonsumsi. Ujungnya, bisa berakibat pada masalah kesehatan seperti gangguan ginjal hingga kanker.
“Kewajiban takmir untuk mengingatkan. Masyarakat yang membantu juga sebaiknya jangan pakai pisau ecek-ecek,” kata Putut.
Putut mengungkapkan, pelatihan dasar para juru sembelih hewan kurban bermanfaat bagi terwujudnya standarisasi higienis penyembelihan di Idul Adha agar daging kurban bermutu tinggi yang dibagi ke masyarakat.
Baca juga: Idul Adha 2024, Rumah Pemotongan Hewan di Kota Malang Bakal Tambah Juru Sembelih
“Mari memperbaiki sehingga daging yang dibagikan bermutu tinggi. Melalui standar kerja, pengetahuan, sikap kerja di lapangan, jadi sama,” kata Putut.
Suranto (47) peserta pelatihan dari Kalibawang mengungkapkan, ia selalu terlibat di kegiatan potong hewan kurban di dusun. Ia bekerja mulai dari kelet hingga mencacah daging.
Suranto mengakui, pentingnya kebersihan menangani daging agar layak diberikan pada warga. Namun, warga di kampung banyak menggunakan pisau tempa atau biasa. Menyadari ini, ia mengingat akan mencuci secara berkala agar higienis hasil potongannya nanti.
“Biasanya antara kelet ke memotong daging saya cuci lagi. Sering dicuci karena harus bersih,” kata Suranto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.