NUNUKAN, KOMPAS.com – Banjir akibat luapan Sungai Sembakung, di Nunukan, Kalimantan Utara, mulai menggenangi sejumlah fasilitas pendidikan yang ada di Dusun Tembelenu, Selasa (7/5/2024).
Terlihat sejumlah siswa SD di Dusun tersebut masih tetap belajar meski kondisi sekolah mulai kebanjiran.
‘’Kondisi TMA (Tinggi Muka Air) Sei Sembakung terpantau 4,24 meter, pada pagi hari, sekitar pukul 08.04 wita,’’ujar Kasubid Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan, Muhammad Basir.
Baca juga: Banjir, Sektor Budi Daya Ikan di Demak Rugi hingga Rp 22 Miliar
TMA di Sei Sembakung, terhitung naik 4 cm dari kondisi semalam, yang masih terpantau setinggi 4,20 meter.
BPBD mencatat, SDN 004 Sembakung, meliburkan kegiatan belajar mengajar, karena air banjir sudah masuk gedung sekolah.
Sementara dua SDN lain, masing masing, SDN 001 dan SDN 002 Sembakung, masih melakukan kegiatan belajar mengajar. Air banjir belum sampai masuk gedung, tapi sudah menggenangi halaman sekolah.
‘’Selain sekolah SD, fasilitas umum yang sudah terendam banjir adalah Pos Damkar, karena posisinya agak rendah dari badan jalan. Untuk Fasum lain, masih aman,’’jelas Basir.
Kendati demikian, banjir yang akibat luapan air Sungai Sembakung, masih belum berimbas ke daerah lain yang rawan banjir.
Dari pantauan BPBD Nunukan, banjir masih pasang surut. Terbukti pada laporan hasil pantauan pukul 11.06 Wita, TMA Sungai Sembakung 4,23 meter, turun 1 cm dibanding tadi pagi.
‘’Musim penghujan tiba, kita mengimbau warga Kecamatan Sembakung, Lumbis dan daerah daerah rawan banjir, untuk selalu waspada penuh. Air sungai bisa meluap sewaktu waktu, dan mohon ini menjadi perhatian semuanya,’’kata Basir.
BPBD Nunukan, kata Basir, akan melakukan pantauan TMA dengan melihat kayu pancang yang ditancapkan sebagai tiang ukur ketinggian air sungai.
Dari kayu pengukur tersebut, petugas BPBD akan menganalisa sejauh mana dampak dan imbas dari ketinggian air banjir.
‘’Mohon kesiapsiagaannya, mohon kesadarannya untuk berpindah sementara ke lokasi yang tidak kebanjiran. Karena banjir Sungai Sembakung adalah banjir kiriman Malaysia, sehingga kita butuh kerja sama dan pengertian semuanya agar tidak terjadi hal hal yang tak diingini semua,’’tegas Basir.
Untuk diketahui, Banjir rutin terjadi setiap tahun di wilayah perbatasan Indonesia– Malaysia di Kabupaten Nunukan Kaltara. Banjir tersebut merupakan kiriman dari Malaysia.
Banjir berasal dari Sungai Talangkai di Sepulut Sabah Malaysia. Kemudian mengalir ke sungai Pampangon, berlanjut ke sungai Lagongon ke Sungai Pagalungan, yang masih wilayah Malaysia.
Baca juga: Banjir Rob Demak, Kerugian Petambak Ikan Capai 14 Miliar Setahun Terakhir
Dari Pagalungan, aliran sungai kemudian memasuki wilayah Indonesia melalui sungai Labang, sungai Pensiangan dan sungai Sembakung.
Banjir terakhir kali terjadi pada September 2023 lalu. Saat itu, banjir merendam sejumlah Kecamatan di pelosok perbatasan RI – Malaysia yakni Kecamatan Sebuku, Kecamatan Sembakung, Kecamatan Sembakung Atulai dan Kecamatan Lumbis.
Saat itu, tercatat ada 10 desa di Kecamatan Sembakung yang diterjang banjir. Bahkan sejumlah desa sempat tenggelam. Di antaranya, Desa Manuk Bungkul, Desa Atap, Desa Lubakan, Desa Tagul, Desa Tujung, Desa Labuk, dan Desa Pagar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.