Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen Unika Atma Jaya Daftar Jadi Calon Gubernur NTT di Partai Gerindra

Kompas.com - 03/05/2024, 08:13 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dosen Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta, Frans Xaverius Lara Aba, mendaftar di Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Partai Gerindra Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai bakal calon Gubernur NTT, Kamis (2/5/2024) sore.

Frans Aba bersama tim dan massa pendukungnya tiba di Sekretariat DPD Gerindra NTT di Jalan Prof Herman Johannes sekitar pukul 16.30 Wita dan diterima Wakil Ketua Bappilu Gerindra NTT Veronika Ata, Sekretaris Bappilu Dominggus Umbu Zasa, serta pengurus lainnya.

Selanjutnya, Frans Aba bersama tim menuju ruangan tempat pendaftaran bakal calon gubernur NTT.

Baca juga: Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Sekretaris Bappilu Gerindra NTT Dominggus Umbu Zasa menyampaikan selamat datang di rumah Gerindra.

“Atas nama pimpinan Partai Gerindra, kami mengucapkan terima kasih dan selamat datang di rumah Gerindra. Mudah-mudahan jadi rumah bersama kita," kata Dominggus.

Selanjutnya, Frans Aba yang didampingi Ketua Tim Keluarga Agus Umbu Hera, dan tim lainnya menyerahkan berkas pendaftaran yang diterima langsung oleh Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Veronika Ata.

Frans Aba mengatakan, ia datang ke DPD Gerindra NTT untuk menyampaikan berbagai pemikiran dalam proses yang ingin dilakukan sebagai sarana atau jembatan.

Dia menyebut, ada pekerjaan besar yang dilakukan semua pihak yaitu tentang bagaimana NTT ke depannya. Itu adalah tujuannya. Sedangkan siapa dalam proses kekuasaan ini adalah sebagai sarana.

“Saya menghormati dan menjunjung tinggi apa yang menjadi nilai-nilai perjuangan dalam Partai Gerindra”, kata Frans Aba yang merupakan Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta.

Ia mengatakan, landasan dasar dan filosofi dari Gerindra sebagai partai politik dalam gerakan perjuangan sebagai kolektivitas, maka dasar yang menjadi junjungan dalam proses kolektivitas itu adalah kebersamaan, gotong royong dalam kolektivitas menjadikannya sebagai persaudaraan sejati, baik dalam pergerakan, kerakyatan.

Baca juga: Perjalanan Irjen Pol Purn Johni Asadoma, dari Atlet Tinju, Kapolda NTT hingga Bakal Calon Gubernur NTT

"Karena dasar Gerindra adalah bagaimana melihatnya kemiskinan, keterbelakangan, terpinggir dan sebagainya," kata dia.

Menurutnya, Gerindra melihat dalam proses pelaksanaan pembangunan lebih menekankan kepada aspek popularisme ekonomi.

“Kalau kita berbicara populisme ekonomi itu artinya bagaimana keterbelakangan ekonomi kita, yang berlandaskan kepada berdiri di atas kaki sendiri. Bukan mengandalkan kekuatan orang lain."

"Apalagi hal-hal peredaran di dalam kekuasaan yang melawan ketidakadilan dan juga merajalelanya mafia-mafia dari berbagai segala bidang termasuk di NTT," ujar Frans.

Frans yang juga pernah menjadi dosen di National University of Malaysia, mengaku, kedatangannya ke Gerindra, karena memiliki kesamaan pandangan dan perjuangan dalam gerak langkah ini,

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kebakaran Rumah di Bantaran Rel Kereta Api Solo, 25 Warga Mengungsi

Kebakaran Rumah di Bantaran Rel Kereta Api Solo, 25 Warga Mengungsi

Regional
Maju Pilkada Solo, Caleg Terpilih Kevin Fabiano Daftar Cawalkot di PDI-P

Maju Pilkada Solo, Caleg Terpilih Kevin Fabiano Daftar Cawalkot di PDI-P

Regional
Sedihnya Hasanuddin, Tabungan Rp 5 Juta Hasil Jualan Angkringan Ikut Terbakar Bersama Rumahnya

Sedihnya Hasanuddin, Tabungan Rp 5 Juta Hasil Jualan Angkringan Ikut Terbakar Bersama Rumahnya

Regional
Maju Lagi di Pilkada, Mantan Wali Kota Tegal Dedy Yon Daftar Penjaringan ke PKS

Maju Lagi di Pilkada, Mantan Wali Kota Tegal Dedy Yon Daftar Penjaringan ke PKS

Regional
Dua Caleg Terpilih di Blora Mundur, Salah Satunya Digantikan Anak Sendiri

Dua Caleg Terpilih di Blora Mundur, Salah Satunya Digantikan Anak Sendiri

Regional
Perajin Payung Hias di Magelang Banjir Pesanan Jelang Waisak, Cuan Rp 30 Juta

Perajin Payung Hias di Magelang Banjir Pesanan Jelang Waisak, Cuan Rp 30 Juta

Regional
9 Rumah di Bantaran Rel Kereta Kota Solo Terbakar

9 Rumah di Bantaran Rel Kereta Kota Solo Terbakar

Regional
Pimpin Aksi Jumat Bersih, Bupati HST Minta Masyarakat Jadi Teladan bagi Sesama

Pimpin Aksi Jumat Bersih, Bupati HST Minta Masyarakat Jadi Teladan bagi Sesama

Regional
Harga Tiket dan Jadwal Travel Semarang-Banjarnegara PP

Harga Tiket dan Jadwal Travel Semarang-Banjarnegara PP

Regional
Sempat Ditutup karena Longsor di Sitinjau Lauik, Jalur Padang-Solok Dibuka Lagi

Sempat Ditutup karena Longsor di Sitinjau Lauik, Jalur Padang-Solok Dibuka Lagi

Regional
Dugaan Korupsi Pengadaan Bandwidth Internet, Plt Kepala Dinas Kominfo Dumai Ditahan

Dugaan Korupsi Pengadaan Bandwidth Internet, Plt Kepala Dinas Kominfo Dumai Ditahan

Regional
KY Tanggapi soal Status Tahanan Kota 2 Terpidana Korupsi di NTB

KY Tanggapi soal Status Tahanan Kota 2 Terpidana Korupsi di NTB

Regional
Pemilik Pajero Pasang Senapan Mesin di Kap, Mengaku Hanya untuk Konten Medsos

Pemilik Pajero Pasang Senapan Mesin di Kap, Mengaku Hanya untuk Konten Medsos

Regional
Update Bencana Sumbar, BPBD Sebut 61 Korban Tewas, 14 Orang Hilang

Update Bencana Sumbar, BPBD Sebut 61 Korban Tewas, 14 Orang Hilang

Regional
Resmi Usung Gus Yusuf Maju Pilgub Jateng, PKB Seleksi Partai Potensial untuk Berkoalisi

Resmi Usung Gus Yusuf Maju Pilgub Jateng, PKB Seleksi Partai Potensial untuk Berkoalisi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com