Salin Artikel

Dosen Unika Atma Jaya Daftar Jadi Calon Gubernur NTT di Partai Gerindra

Frans Aba bersama tim dan massa pendukungnya tiba di Sekretariat DPD Gerindra NTT di Jalan Prof Herman Johannes sekitar pukul 16.30 Wita dan diterima Wakil Ketua Bappilu Gerindra NTT Veronika Ata, Sekretaris Bappilu Dominggus Umbu Zasa, serta pengurus lainnya.

Selanjutnya, Frans Aba bersama tim menuju ruangan tempat pendaftaran bakal calon gubernur NTT.

Sekretaris Bappilu Gerindra NTT Dominggus Umbu Zasa menyampaikan selamat datang di rumah Gerindra.

“Atas nama pimpinan Partai Gerindra, kami mengucapkan terima kasih dan selamat datang di rumah Gerindra. Mudah-mudahan jadi rumah bersama kita," kata Dominggus.

Selanjutnya, Frans Aba yang didampingi Ketua Tim Keluarga Agus Umbu Hera, dan tim lainnya menyerahkan berkas pendaftaran yang diterima langsung oleh Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Veronika Ata.

Frans Aba mengatakan, ia datang ke DPD Gerindra NTT untuk menyampaikan berbagai pemikiran dalam proses yang ingin dilakukan sebagai sarana atau jembatan.

Dia menyebut, ada pekerjaan besar yang dilakukan semua pihak yaitu tentang bagaimana NTT ke depannya. Itu adalah tujuannya. Sedangkan siapa dalam proses kekuasaan ini adalah sebagai sarana.

“Saya menghormati dan menjunjung tinggi apa yang menjadi nilai-nilai perjuangan dalam Partai Gerindra”, kata Frans Aba yang merupakan Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta.

Ia mengatakan, landasan dasar dan filosofi dari Gerindra sebagai partai politik dalam gerakan perjuangan sebagai kolektivitas, maka dasar yang menjadi junjungan dalam proses kolektivitas itu adalah kebersamaan, gotong royong dalam kolektivitas menjadikannya sebagai persaudaraan sejati, baik dalam pergerakan, kerakyatan.

"Karena dasar Gerindra adalah bagaimana melihatnya kemiskinan, keterbelakangan, terpinggir dan sebagainya," kata dia.

Menurutnya, Gerindra melihat dalam proses pelaksanaan pembangunan lebih menekankan kepada aspek popularisme ekonomi.

“Kalau kita berbicara populisme ekonomi itu artinya bagaimana keterbelakangan ekonomi kita, yang berlandaskan kepada berdiri di atas kaki sendiri. Bukan mengandalkan kekuatan orang lain."

"Apalagi hal-hal peredaran di dalam kekuasaan yang melawan ketidakadilan dan juga merajalelanya mafia-mafia dari berbagai segala bidang termasuk di NTT," ujar Frans.

Frans yang juga pernah menjadi dosen di National University of Malaysia, mengaku, kedatangannya ke Gerindra, karena memiliki kesamaan pandangan dan perjuangan dalam gerak langkah ini,

“Maka saya ke sini untuk bersama-sama Gerindra. Sekali lagi saya mohon tuntunlah saya, bimbinglah saya."

"Saya juga minta doa dan pengharapan, kiranya dalam proses ini saya juga dilibatkan dan sedapat mungkin, kiranya dalam keputusan apapun, saya dipilih itu adalah sebuah penghormatan."

"Tapi kalau pilihan lain dalam proses ini, apalagi kader sendiri, dan saya sadar diri itu adalah hal yang saya hormati," kata dia.

Sementara itu Veronika Ata menyampaikan terima kasih kepada bakal calon Gubernur NTT Frans Aba, atas kepercayaannya kepada Partai Gerindra.

“Pada sore hari ini, kami dari Partai Gerindra menyampaikan apresiasi yang tinggi karena mempercayakan partai Gerindra untuk bisa menjadi salah salah satu pintu atau partai pengusung," ujar Veronika.

Sesuai mekanisme partai lanjut dia, jika sudah mendaftar, baik itu kader maupun non kader tetap melalui survei.

Menurutnya, siapapun berdasarkan hasil survei, tentu penentuannya nanti oleh pengurus Dewan Pimpinan Pusat.

“Kita tidak akan membedakan bahwa ada kader internal atau kader eksternal, tapi bahwa ruang ini dibuka dan kita ingin menemukan pemimpin-pemimpin yang sangat baik untuk NTT."

"Nanti ada survei, hasilnya seperti apa tentu kita akan berproses bersama-sama," pungkasnya.

https://regional.kompas.com/read/2024/05/03/081307678/dosen-unika-atma-jaya-daftar-jadi-calon-gubernur-ntt-di-partai-gerindra

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke