Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Skema "Tiba-Bongkar-Berangkat" Pelabuhan Merak Jadi Bumerang, Pakar: Itu Bukan Solusi Cerdas

Kompas.com - 08/04/2024, 15:52 WIB
Tri Purna Jaya,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

LAMPUNG, KOMPAS.com - Skema "tiba-bongkar-berangkat" yang digunakan untuk mengurai penumpukan penumpang di Pelabuhan Merak dianggap bukan solusi cerdas di saat terjadi dua arus mudik dari Jawa dan Sumatera.

Pengamat Transportasi dan Akademisi Institut Teknologi Sumatera (Itera) Lampung, IB Ilham Malik mengatakan, over supply volume kendaraan yang masuk ke Pelabuhan Merak, harus dijawab dengan proporsional.

"Caranya adalah membuka semua keran aliran agar arus kendaraan yang masuk ke Merak, bisa segera terseberang ke Pulau Sumatera," kata Ilham, dalam wawancara secara tertulis, kepada Kompas.com, Senin (8/4/2024).

Menurutnya, ada alternatif lain yakni menggunakan kapal-kapal besar milik Pelni atau pihak terkait untuk bisa beroperasi di Pelabuhan Ciwandan.

Baca juga: Bakauheni Dituding Jadi Biang Macet di Merak, Kepala BPTD Lampung: Tidak, Salah Itu

"Adapun kendaraan non penumpang bisa menggunakan kapal-kapal lainnya di BBJ (Bakauheni Bandar Jaya)," kata dia.

Seandainya semua kapal di Selat Sunda, ekspress dan reguler bisa beroperasi bersamaan di Merak, Ciwandan dan BBJ, kata dia, maka aliran arus kendaraan bisa mengalir.

"Tetapi, aliran kendaraan dari Sumatera harus tetap dilayani. Polanya bukan tiba-bongkar saja. Tetap tiba-bongkar-muat atau TBM. Walaupun, bongkaran di Pulau Jawa diarahkan ke Ciwandan dan Merak," kata Ilham.

Dia berpendapat, butuh rekayasa lalu lintas darat dan air yang simultan sepanjang waktu. Sehingga semua arus kendaraan yang sudah kadung menumpuk di Merak bisa diurai.

"Sebab, kapal dari Merak melakukan TBM di Bakauheni, lalu membawa kendaraan ke Ciwandan atau BBJ sehingga tidak menekan arus dari Merak ke Bakauheni," kata dia.

Rekayasa lalu lintas secara simultan ini bisa dijadikan taktis penanganan keadaan darurat.

Karena akan ada pola penanganan terus menerus hingga Merak dan Bakauheni tidak lagi padat oleh kendaraan pemudik, dalam waktu cepat dan nyaman.

Indikator keberhasilan solusi tersebut pun bisa dilihat dari masa tunggu penyeberangan dari Jawa-Sumatera dan sebaliknya.

"Bisa dikatakan berhasil jika masa tunggu dibawah 6 jam. Kalau semua selesai di atas 6 jam, ini namanya bukan penanganan by design," kata dia.

Bukan solusi cerdas

Ilham menambahkan, skema ataupun strategi bongkar tanpa muat di Pelabuhan Bakauheni bukanlah solusi yang cerdas.

Baca juga: Imbas Tiba-Bongkat-Berangkat Kapal di Bakauheni, Ratusan Mobil Tertahan di Tol Lampung

"Memang terlihat simpel, tapi sungguh merugikan pemudik dari Bakauheni," katanya.

Cara ini hendaknya bisa diganti dengan cara simultaneous traffic management (STM) kapal-kapal yang beroperasi.

"Point to point bukan berarti hanya beroperasi di dermaga yang sama. Tapi bisa zig-zag mengingat jika muatan dibongkar di Merak, arusnya terhambat tidak bisa keluar dari Merak ke arah Jakarta, akibat rekayasa lalin di Merak sedang bermasalah," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NUSANTARA] Cerita Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD | Wanita Tampar Polisi di Makassar Ditahan

[POPULER NUSANTARA] Cerita Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD | Wanita Tampar Polisi di Makassar Ditahan

Regional
3 Kurir Bawa 3 Kg Sabu Ditangkap di Semarang, Diminta Kirim Narkoba dari Medsos

3 Kurir Bawa 3 Kg Sabu Ditangkap di Semarang, Diminta Kirim Narkoba dari Medsos

Regional
Saat Markas OPM di Maybrat Dikuasai TNI, Sempat Terjadi Baku Tembak

Saat Markas OPM di Maybrat Dikuasai TNI, Sempat Terjadi Baku Tembak

Regional
Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada ke PSI, Sekda Kota Semarang Ungkap Alasannya

Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada ke PSI, Sekda Kota Semarang Ungkap Alasannya

Regional
Umat Buddha di Candi Borobudur Lantunkan Doa Perdamaian Dunia, Termasuk untuk Palestina

Umat Buddha di Candi Borobudur Lantunkan Doa Perdamaian Dunia, Termasuk untuk Palestina

Regional
Pasangan Sesama Jenis Menikah di Halmahera Selatan Ditangkap, Polisi: Antisipasi Amukan Warga

Pasangan Sesama Jenis Menikah di Halmahera Selatan Ditangkap, Polisi: Antisipasi Amukan Warga

Regional
Bentrokan Warga di Kupang, 3 Rumah Rusak, 2 Sepeda Motor Rusak dan Sejumlah Orang Luka

Bentrokan Warga di Kupang, 3 Rumah Rusak, 2 Sepeda Motor Rusak dan Sejumlah Orang Luka

Regional
Deklarasi Maju Pilkada Lombok Barat, Farin-Khairatun Naik Jeep Era Perang Dunia II

Deklarasi Maju Pilkada Lombok Barat, Farin-Khairatun Naik Jeep Era Perang Dunia II

Regional
Begal Meresahkan di Semarang Dibekuk, Uangnya untuk Persiapan Pernikahan

Begal Meresahkan di Semarang Dibekuk, Uangnya untuk Persiapan Pernikahan

Regional
Resmikan Co-working Space BRIN Semarang, Mbak Ita Sebut Fasilitas Ini Akan Bantu Pemda

Resmikan Co-working Space BRIN Semarang, Mbak Ita Sebut Fasilitas Ini Akan Bantu Pemda

Kilas Daerah
Penertiban PKL di Jambi Ricuh, Kedua Pihak Saling Lapor Polisi

Penertiban PKL di Jambi Ricuh, Kedua Pihak Saling Lapor Polisi

Regional
Pria di Kudus Aniaya Istri dan Anak, Diduga Depresi Tak Punya Pekerjaan

Pria di Kudus Aniaya Istri dan Anak, Diduga Depresi Tak Punya Pekerjaan

Regional
Setelah PDI-P, Ade Bhakti Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PSI

Setelah PDI-P, Ade Bhakti Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PSI

Regional
Soal 'Study Tour', Bupati Kebumen: Tetap Dibolehkan, tapi...

Soal "Study Tour", Bupati Kebumen: Tetap Dibolehkan, tapi...

Regional
Ingin Bantuan Alat Bantu Disabilitas Merata, Mas Dhito Ajak Warga Usulkan Penerima Bantuan

Ingin Bantuan Alat Bantu Disabilitas Merata, Mas Dhito Ajak Warga Usulkan Penerima Bantuan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com