Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Pemudik Terjebak Macet 3 Km Jelang Tol Kalikangkung Semarang

Kompas.com - 06/04/2024, 18:26 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Volume kendaraan dari arah barat menuju Gerbang Tol Kalikangkung Semarang, Jawa Tengah (Jateng) semakin banyak.

Hal itu membuat sejumlah kendaraan pribadi milik pemudik terjebak hingga berjam-jam di Tol Cipali menuju Gerbang Tol Kalikangkung Semarang.

Pemudik asal Cikampek, Nanda mengatakan, kendaraan sempat menumpuk saat melintas di Tol Cipali karena banyak kendaraan yang berhenti di bahu jalan.

"Untuk di Tol Cipali karena banyak yang berhenti di bahu jalan," jelasnya saat ditemui di Tol Kalikangkung Semarang, Sabtu (6/4/2024).

Baca juga: Antisipasi Puncak Arus Mudik, One Way Diberlakukan dari Garut sampai Tasikmalaya

Selain itu, dia juga terjebak macet sekitar 3 kilometer mulai rest area terakhir menuju Gerbang Tol Kalikangkung Semarang.

"Ini saya mau ke Grobogan. Dari Cipali pukul 08.30 WIB," paparnya.

Hal yang sama dikatakan Sahroni, pemudik lain dari Jakarta. Dia mengaku terjebak macet saat melaju di Tol Cipali.

"Tadi sempat macet. Sampai mendekati Gerbang Tol Kalikangkung juga terjebak macet," imbuh dia.

Situasi di Simpang Bawen setelah penerapan one way pada Sabtu (6/4/2024) sore.KOMPAS.com/Dian Ade Permana Situasi di Simpang Bawen setelah penerapan one way pada Sabtu (6/4/2024) sore.

One way lokal

Dirlantas Polda Jawa Tengah Kombes Pol Sonny Irawan mengatakan, one way lokal diberlakukan mulai Gerbang Tol Kalikangkung Semarang hingga Tol Bawen, Ungaran, Jatengsejak pukul 16.00 WIB.

"One way lokal sesuai prediksi Jasa Marga," jelasnya saat ditemui di Tol Kalikangkung Semarang.

Baca juga: One Way Diberlakukan Mulai GT Kalikangkung hingga Bawen

Jumlah kendaraan disebut mulai ada peningkatan sejak pukul 01.50 WIB. Semenjak itu, arus kendaraan yang menuju Kota Semarang semakin banyak.

"Sampai dengan sekarang traffic accounting lintasan per jam di angka 3.000 ke atas," ujar Sonny.

Sebelum dilakukan one way lokal, polisi sempat menerapkan delay system. Namun, karena volume kendaraan semakin banyak maka diberlakukan one way lokal.

"Karena volume kendaraan sudah tidak baik lagi kemudian kami laksanakan one way lokal," paparnya.

One way lokal kali ini sifatnya situasional. Petugas yang ada di lapangan akan melihat kondisi volume kendaraan yang melintas.

"Sekarang mulai pencairan, one way lokal ini sifatnya situasional bisa dua jam atau tiga jam tergantung kebutuhan di lapangan," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Regional
Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Regional
Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Regional
Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Regional
Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Regional
Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Regional
Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Regional
Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Regional
Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Regional
Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Regional
Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Regional
Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Regional
Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Regional
Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com