YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sleman, Yogyakarta mencatat sudah ada 14 kasus leptospirosis hingga Maret 2024.
Dari jumlah tersebut, terdapat satu kasus meninggal dunia.
"Sampai dengan minggu ke 12 ini ada 14 kasus. Satu yang meninggal," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Khamidah Yuliati, Senin (25/03/2024).
Yuliati menyampaikan 14 kasus leptospirosis tersebut tersebar di 9 kapanewon di Kabupaten Sleman.
Baca juga: Mewabah di Sejumlah Daerah, Kenali Penyebab dan Gejala Leptospirosis
9 kapanewon tersebut yakni
Baca juga: Hati-hati, Ini 6 Gejala Leptospirosis hingga Penyebabnya
Sedangkan, satu kasus meninggal dunia merupakan kejadian di Kapanewon Prambanan, Kabupaten Sleman.
"(Kasus) meninggal dunia satu sudah beberapa bulan lalu," ungkapnya.
Diketahui, leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri leptospira.
Bakteri ini dapat disebarkan melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi, seperti salah satunya tikus.
Guna mengurangi resiko leptospirosis, DKK Sleman melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat.
Edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat ini dilakukan oleh Puskesmas setempat.
"Sosialisasi tingkat Puskesmas pada masyarakat terkait tanda dan gejala leptospirosis," pungkasnya.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Leptospirosis, dari Gejala hingga Pencegahannya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.