KEBUMEN, KOMPAS.com - Di tengah gemerlapnya perkotaan, ada suara riang dan keramaian yang tetap mengalun di Kampung Perajin Peci di Kebumen, Jawa Tengah.
Sebuah tempat yang tak hanya menjadi ladang kreativitas, tetapi menjadi tempat penjaga tradisi yang kental.
Kampung Perajin Peci, terletak di pinggiran kota Kebumen, tepatnya di Dukuh Kedungbajul, Desa Bojongsari, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah telah menjadi jantung bagi para perajin peci sejak puluhan tahun silam.
Baca juga: Sejarah dan Makna Peci Hitam, Ciri Khas Bung Karno, Kini Dipakaikan Sang Anak ke Ganjar Pranowo
Di sini, para perajin tidak hanya berkumpul untuk menciptakan karya seni, tetapi juga untuk saling bertukar cerita dan pengetahuan tentang warisan budaya serta keahlian merajut kain menjadi aksesori ibadah.
Kampung ini dikenal sebagai kampung peci lantaran mayoritas warga di dukuh tersebut berprofesi sebagai perajin peci.
Setiap hari hampir di setiap rumah terdapat warga yang sedang beraktivitas memproduksi peci.
Profesi ini pun diwarisi secara temurun temurun hingga saat ini.
Baca juga: Peci Pemberian Megawati, Ganjar: Simbolis Amanah Rakyat Indonesia
Baca juga: Terinspirasi Peci, Ini Stadion Al-Thumama Qatar untuk Piala Dunia 2022
Saat bulan Ramadan tiba, aktivitas warga di dusun tersebut akan disibukkan dengan kegiatan produksi peci. Orang-orang tua hingga muda sudah sejak pagi bergelut dengan kain-kain bahan baku peci.
Tampak di hampir semua rumah warga, aktivitas produksi peci mulai dari memotong, menjahit, finishing hingga pengepakan biasa terlihat di teras rumah masing-masing.
Hal tersebut tentunya karena pesanan meningkat sejak sebelum Ramadan hingga jelang lebaran nanti.
Salah seorang perajin peci di Kebumen Subardan (62) mengaku sudah sejak 1984 menekuni usaha sebagai perajin peci dan telah diwariskan ke anak dan menantunya.
Setiap harinya, Subardan dibantu sang istri biasa mengerjakan 4 sampai 5 kodi peci dengan upah Rp 25.000 sampai Rp. 30.000 per kodinya.
"Kalau ini saya ikut orang, jadi ada juragannya sendiri. Sehari ya empat sampai lima kodi lah, kalau upahnya Rp 25.000 yang biasa, yang AC Rp 30.000," jelas Subardan, Senin (18/3/2024).
Baca juga: Saat Kapolri Ditanya soal Peci dan Helm bagi Jemaah Pengajian...
Peci-peci hasil produksi warga ini cukup diminati oleh masyarakat di berbagai daerah.