Salin Artikel

Mengintip Kehangatan Kampung Perajin Peci di Kebumen, Warisan Budaya yang Terus Berkembang

Sebuah tempat yang tak hanya menjadi ladang kreativitas, tetapi menjadi tempat penjaga tradisi yang kental.

Kampung Perajin Peci, terletak di pinggiran kota Kebumen, tepatnya di Dukuh Kedungbajul, Desa Bojongsari, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah telah menjadi jantung bagi para perajin peci sejak puluhan tahun silam.

Di sini, para perajin tidak hanya berkumpul untuk menciptakan karya seni, tetapi juga untuk saling bertukar cerita dan pengetahuan tentang warisan budaya serta keahlian merajut kain menjadi aksesori ibadah.

Kampung ini dikenal sebagai kampung peci lantaran mayoritas warga di dukuh tersebut berprofesi sebagai perajin peci.

Setiap hari hampir di setiap rumah terdapat warga yang sedang beraktivitas memproduksi peci.

Profesi ini pun diwarisi secara temurun temurun hingga saat ini.

Saat bulan Ramadan tiba, aktivitas warga di dusun tersebut akan disibukkan dengan kegiatan produksi peci. Orang-orang tua hingga muda sudah sejak pagi bergelut dengan kain-kain bahan baku peci.

Tampak di hampir semua rumah warga, aktivitas produksi peci mulai dari memotong, menjahit, finishing hingga pengepakan biasa terlihat di teras rumah masing-masing.

Hal tersebut tentunya karena pesanan meningkat sejak sebelum Ramadan hingga jelang lebaran nanti.

Salah seorang perajin peci di Kebumen Subardan (62) mengaku sudah sejak 1984 menekuni usaha sebagai perajin peci dan telah diwariskan ke anak dan menantunya.

Setiap harinya, Subardan dibantu sang istri biasa mengerjakan 4 sampai 5 kodi peci dengan upah Rp 25.000 sampai Rp. 30.000 per kodinya.

"Kalau ini saya ikut orang, jadi ada juragannya sendiri. Sehari ya empat sampai lima kodi lah, kalau upahnya Rp 25.000 yang biasa, yang AC Rp 30.000," jelas Subardan, Senin (18/3/2024).

Peci-peci hasil produksi warga ini cukup diminati oleh masyarakat di berbagai daerah.

Pemasarannya pun hingga ke beberapa kota seperti Surabaya, Garut, Bandung hingga Sumatera. Ini karena peci yang dihasilkan cukup berkualitas, dan nyaman untuk digunakan.

Salah seorang pengepul yang juga pedagang peci, Maskur (58) mengungkapkan pesanan peci meningkat mulai bulan Ruwah atau sebulan jelang ramadan.

Hingga saat ini ribuan kodi telah dipasarkan dan dikirimkan ke berbagai daerah.

Untuk satu peci sendiri dibanderol dengan harga Rp 10.000 hingga Rp. 15.000 per buah.

"Ya banyak saya nggak bisa menghitung, sampai Ramadan ini sudah seribu kodi ya lebih, dikirimkan ke Surabaya ke Garut ke Bandung, Banjarnegara, setiap setengah bulan sekali pasti keliling sendiri. Ramai memang menjelang lebaran, jualnya kalo eceran Rp 15.000 kalo kodian bisa lebih murah cuma Rp.10.000 satunya," kata pria yang telah mewarisi kerajinan ini dari generasi ke generasi.

Cara bertahan kampung Perajin Peci di Kebumen

Meskipun tetap mempertahankan teknik dan nilai-nilai tradisional, Kampung Perajin Peci tidak luput dari sentuhan inovasi.

Para perajin di sini terus mengembangkan desain-desain baru yang tetap menghormati nilai-nilai budaya, sambil tetap relevan dengan tren dan kebutuhan zaman.

Dengan semangat kolaborasi, inovasi, dan rasa cinta akan warisan budaya, Kampung Perajin Peci di Kebumen terus menorehkan cerita keberhasilan.

Diharapkan, kehangatan dan kebersamaan di antara para perajin peci dan komunitas lokal akan terus menjadi pilar utama dalam menjaga dan mengembangkan warisan budaya yang tak ternilai harganya ini.

Seiring matahari mulai tenggelam di ufuk barat, keramaian di Kampung Perajin Peci masih terasa.

Suara mesin jahit dan tawa riang terus mengisi udara, menjadi saksi bisu dari semangat dan keberlanjutan sebuah warisan budaya yang tetap berkembang di tengah zaman yang terus berubah.

https://regional.kompas.com/read/2024/03/18/132500578/mengintip-kehangatan-kampung-perajin-peci-di-kebumen-warisan-budaya-yang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke