Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ihra Abadikan Masjid di 3T: Jalan Terjal, Terseret Arus, hingga Sulit Makanan

Kompas.com - 12/03/2024, 16:47 WIB
Reni Susanti

Editor

BANDUNG, KOMPAS.com - Ihra Tumiwa, Produser Jelajah Masjid Nusantara (JMN) menceritakan bagaimana perjuangannya mengabadikan pembangunan masjid di daerah 3T (terdepan, terdalam, dan terluar).

"Sudah 5 tahun saya mendatangi masjid-masjid di daerah-daerah terpencil. Perjuangannya luar biasa," ujar Ihra kepada Kompas.com, Rabu (12/3/2024).

Seperti saat ia melihat pembangunan masjid di Pattiro Deceng, Maros, Sulawesi Barat. Untuk menuju ke sana ia harus berjalan jauh, melewati medan yang sulit, dan menyeberang sungai.

Baca juga: Reka Ulang Buktikan AG Beraksi Sendirian saat Curi Emas Kubah Masjid Rp 3 M

"Saat menyeberang sungai kita sempat terseret arus. Lumayan luka-luka. Alhamdulillah selamat," tutur Ihra.

Pernah juga pesawat yang ia tumpangi hanya berputar-putar karena kondisi cuaca di sana. Bahkan ia sempat terombang-ambing di laut.

Ada kalanya juga ia hanya makan mie instan selama seminggu karena tidak ada makanan. Yang paling menyedihkan harus terpisah jauh dari keluarga, terutama saat ia baru dikaruniai anak.

Baca juga: Sambut Ramadhan, Festival Megengan Pentaskan Kisah Kerajaan Demak Melalui Tari

Saat itu ia hanya pasrah. Apa yang dilakukannya demi umat. Karena umat Islam di daerah tujuan sangat menantikan pembangunan masjid tersebut. Seperti di Pangkajene Kepulauan, Sulawesi Selatan (Sulsel). Warga di sana 30 tahun tidak memiliki masjid.

Mereka tidak bisa merasakan nikmatnya ibadah di masjid. Jadi ketika tim bertemu dengan warga, semua rasa capek, lelah, dan kadang ingin menyerah melihat medan yang terjal, sirna semua.

"Begitu mereka menyambut kita, semua lelah hilang. Warga di sana sangat antusias, bahkan mereka membantu semua proses pembangunan," ucap Ihra.

Untuk memasukkan bahan material bangunan pun dilakukan dengan beragam cara. Ada kalanya mereka menggunakan helikopter untuk membawa material bangunan ke lokasi.

Sementara itu, CEO Masjid Nusantara, Pras Purworo mengatakan, sejak 2012 sampai sekarang sudah 203 masjid yang dibangun. Sebagian pembangunan tersebut sengaja diabadikan untuk meyakinkan para donatur, di pelosok banyak masjid yang tidak layak, rapuh, dan mau roboh.

"Banyak orang kota yang mengatakan ngapain bangun masjid kan sudah banyak masjid yang bagus. Ya itu di kota, beda dengan di pelosok," sambungnya.

Makanya dengan tayangan ini pihaknya ingin memperlihatkan kepada masyarakat, di luar sana masih banyak masjid yang harus dibangun.

Tahun ini pihaknya menatgekan pembangunan 30 masjid. Biasanya waktu membangun membutuhkan 3-4 bulan. Pembangunan sendiri disesuaikan dengan daerahnya. Bila tidak memungkinkan mengangkut material namun di sana banyak kayu, maka bahan bangunan masjid terbuat dari kayu.

"Alhamdulillah selama pembangunan masjid, biasanya sangat disupport oleh warga sekitar, jadi mereka juga sangat antusias dan membantu proses pembangunan. Misalnya, membantu membawa material bangunan," ujar Pras.

Setiap tahun ia menerima 100 pengajuan pembangunan masjid. Biasanya ia akan membentuk tim validasi, visitasi, hingga melakukan pembangunan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Geger Penemuan Mayat Pria di Bogor, Tergeletak di Trotoar Dekat Simpang Sentul

Geger Penemuan Mayat Pria di Bogor, Tergeletak di Trotoar Dekat Simpang Sentul

Regional
Kronologi Penembakan di Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Diduga Tolak Bayar Parkir

Kronologi Penembakan di Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Diduga Tolak Bayar Parkir

Regional
Perkosa Siswi SMP, Pria 19 Tahun di Buru Selatan Ditangkap

Perkosa Siswi SMP, Pria 19 Tahun di Buru Selatan Ditangkap

Regional
Kepala Bayi Terpisah Saat Persalinan, Polresta Banjarmasin Bentuk Tim Penyelidikan

Kepala Bayi Terpisah Saat Persalinan, Polresta Banjarmasin Bentuk Tim Penyelidikan

Regional
Tim SAR Gabungan Cari 1 Korban Tertimbun Longsor di Buntao Toraja Utara

Tim SAR Gabungan Cari 1 Korban Tertimbun Longsor di Buntao Toraja Utara

Regional
Pj Gubernur Sumsel: Perempuan Pilar Utama dalam Membangun Keluarga dan Negara

Pj Gubernur Sumsel: Perempuan Pilar Utama dalam Membangun Keluarga dan Negara

Regional
Bangun Sarang Burung Walet di Belakang Gedung, Kantor Desa di Pulau Sebatik Ini Dapat Kas Rp 2 juta Sekali Panen

Bangun Sarang Burung Walet di Belakang Gedung, Kantor Desa di Pulau Sebatik Ini Dapat Kas Rp 2 juta Sekali Panen

Regional
Juru Parkir Hotel di Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung

Juru Parkir Hotel di Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung

Regional
WNA yang Aniaya Sopir Taksi di Bali Tertangkap Saat Hendak Kabur ke Australia

WNA yang Aniaya Sopir Taksi di Bali Tertangkap Saat Hendak Kabur ke Australia

Regional
25 Ruko di Pasar Bodok Kalbar Terbakar, Diduga akibat Korsleting

25 Ruko di Pasar Bodok Kalbar Terbakar, Diduga akibat Korsleting

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Regional
Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Regional
Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Regional
Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Regional
Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com