KENDAL, KOMPAS.com - Kasus demam berdarah (DBD) di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, terus meningkat.
Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal, penderita DBD dari Januari hingga Maret sudah mencapai 130 kasus, 14 di antaranya meninggal dunia.
Sebelumnya, pada awal Maret, penderita DBD menurut data Dinkes, sebanyak 114 kasus, dan 13 di antaranya meninggal dunia.
Baca juga: 2.000 Warga Jateng Terjangkit DBD Sepanjang 2024, Paling Banyak Menginfeksi Siswa SD
Sekda Pemerintah Kabupaten Kendal, Sugiono menegaskan, pihaknya sudah meminta kepada semua rumah sakit dan Puskesmas di Kabupaten Kendal, tidak boleh menolak pasien DBD.
Di samping itu, juga sudah meminta kepada semua rumah sakit untuk menambah tempat tidur.
“Ada 6 rumah sakit yang sudah menambah tempat tidur untuk pasien DBD,” kata Sugiono, Jumat (8/3/2024).
Baca juga: 4 Kecamatan di Magelang Endemis DBD, Mana Saja?
Baca juga: 2.000 Warga Jateng Terserang DBD Sepanjang 2024, 67 Meninggal, Daerah Mana yang Paling Banyak?
Enam rumah sakit yang menambah tempat tidur tersebut yakni:
“Semuanya sudah siap, hari ini. Bahkan sebelumnya Rumah Sakit Baitul Hikmah, dan Rumah Sakit Umum Daerah Soewondo Kendal, sudah siap,” katanya lagi.
Sugiono, berharap, kasus DBD di Kabupaten Kendal cepat menurun, dan wilayahnya terbebas dari penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti tersebut.
“Untuk menekan kasus DBD tersebut, gerakan pembersihan saluran dan penyemprotan, juga harus ditingkatkan.
Baca juga: Bagaimana Wolbachia Menurunkan Penyebaran DBD? Berikut Penjelasannya
Sebelumnya, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kendal Bambang Setyawan mengeklaim, pihaknya sudah gencar melakukan sosialisasi PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) untuk menekan berkembangnya kasus demam berdarah.
Di antaranya dengan melakukan sosialisasi lewat media sosial, videotron, dan pemasangan baliho tentang kewaspadaan demam berdarah.
“Kami sudah bekerja sama dengan Dinas Komunikasi dan Informasi Kendal,” kata Bambang.
Baca juga: Waspada, Kasus Demam Berdarah di Demak Terus Meningkat
Di samping itu, jelas Bambang, pihaknya juga melakukan fogging setelah dilakukan penyelidikan epidemiologi.
“Camat, Kades, Kepala puskesmas, juga diminta melakukan kegiatan PSN massal di wilayah kerjanya,” kata dia.
Data dari Dinkes pada 2023, menurut Bambang, kasus DBD di Kendal mencapai 373 kasus, 29 di antaranya meninggal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.