Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Kebakaran Merbabu, Salatiga dan Semarang Rawan Banjir

Kompas.com - 07/03/2024, 17:39 WIB
Dian Ade Permana,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

 

SALATIGA, KOMPAS.com - Dampak kebakaran di Gunung Merbabu yang terjadi pada Jumat (26/10/2023) mulai dirasakan masyarakat di kaki gunung tersebut.

Setiap kali hujan lebat, wilayah Kota Semarang dan beberapa wilayah di Kabupaten Semarang tergenang banjir.

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Salatiga Roy Anjar mengatakan, pada Kamis (7/3/2024) kembali terjadi luapan di beberapa sungai yang berasal dari area Gunung Merbabu.

Baca juga: Hutan Gunung Merbabu Terbakar, Pemadaman Terkendala Angin Kencang

"Siang ini yang meluap di jembatan Sendangsari, Randuacir-Sugihwaras, serta Pamot-Randuacir (Kecamatan Argomulyo)," jelasnya.

Rabu (6/3/2024) kemarin, Jembatan Gabus di Salam Kelurahan Randuacir Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga juga ambrol.

Dalam kejadian tersebut satu orang meninggal dunia dan dua orang mengalami luka. Tiga sepeda motor juga mengalami kerusakan.

Roy mengatakan, penyebab ambrolnya jembatan tersebut karena banjir dari kawasan Gunung Merbabu.

"Arus sangat deras dan membawa material, sehingga pondasi jembatan terkikis," kata dia.

Di Tengaran Kabupaten Semarang, banjir menghantam jalan di Dusun Kragilan Desa Regunung hingga memutus akses jalan pada Selasa (5/3/2024) sore. Kepala Dusun Kragilan Jupri mengatakan, saat kejadian di wilayahnya terjadi hujan deras.

Dampak akibat banjir tersebut, akses jalan ke rumah warga yang bernama Ribut Waidi terisolasi. Dua mobil dan lima sepeda motor tak bisa bergerak. Jalan di pinggiran sungai sepanjang kurang lebih 25 meter dengan lebar 4,5 meter dan ketinggian dari sungai sekira tujuh meter ambles tergerus air sungai.

"Jadi yang rusak itu jalannya, karena terkena air yang deras menggerus bagian bawah sehingga jalan menjadi ambles," ungkapnya.

Bambu jadi solusi jangka pendek

Dihubungi terpisah, aktivis lingkungan dari Komunitas Soramata Salatiga, Titi Permata mengatakan, dari hasil observasi pada Desember 2023-Januari 2024, secara visual tampak beberapa pohon memang mati dan beberapa pohon sudah muncul tunas baru.

"Karpet atau tutupan lahan pada lereng bekas kebakaran juga sudah semi kembali. Artinya pada permukaan tanah, relatif masalah sudah terselesaikan oleh alam," jelasnya.

Titi menambahkan, pada tingkat kedalaman tanah ada masalah yang belum selesai, yaitu berkurangnya kekuatan akar dalam mencengkeram tanah dengan banyaknya pohon mati.

"Air hujan tidak terserap ke dalam tanah, melainkan langsung melaju di atas permukaan, sehingga terjadi banjir atau banjir bandang," kata Titi.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung, Korban Terluka di Dada

Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung, Korban Terluka di Dada

Regional
Masa Jabatan Habis, Anggota DPRD Ini Kembalikan Baju Dinas ke Rakyat

Masa Jabatan Habis, Anggota DPRD Ini Kembalikan Baju Dinas ke Rakyat

Regional
Aparat Telusuri Kabar Pria Bersenjata Api Merambah Hutan di Aceh Timur

Aparat Telusuri Kabar Pria Bersenjata Api Merambah Hutan di Aceh Timur

Regional
Pekanbaru Raih Juara Umum di MTQ ke-42 Provinsi Riau

Pekanbaru Raih Juara Umum di MTQ ke-42 Provinsi Riau

Regional
Istri Brigadir RAT Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri, Lebaran Tak Pulang, Sudah 2 Tahun Kawal Pengusaha di Jakarta

Istri Brigadir RAT Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri, Lebaran Tak Pulang, Sudah 2 Tahun Kawal Pengusaha di Jakarta

Regional
Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Regional
Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Regional
4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

Regional
Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Regional
Aksi 'Koboi' Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Aksi "Koboi" Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Regional
Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Regional
Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Regional
Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Regional
Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Regional
Ditangkap, Pengumpul 1,2 Ton Pasir Timah Ilegal di Bangka Belitung

Ditangkap, Pengumpul 1,2 Ton Pasir Timah Ilegal di Bangka Belitung

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com