KOMPAS.com - Penyakit mulut dan kuku (PMK) pernah mewabah di Pulau Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 2022.
Hingga kini, vaksin PMK terus digenjot sebagai respon cepat yang dilakukan petugas di lapangan.
Dalam upaya mengendalikan dan menanggulangi wabah penyakit pada sektor peternakan, dokter hewan di Pulau Sumbawa mendapatkan pelatihan peningkatan kapasitas.
Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Pendidikan Mandalika (Undikma) NTB bekerja sama dengan Asosiasi Fakultas Kedokteran Hewan Indonesia (AFKHI) serta Indonesia-Australia Read Meat and Cattle Partnership (IARMCP) menggelar acara pelatihan di hotel Grand Sumbawa.
Baca juga: Ini Obat PMK untuk Sapi yang Terinfeksi Virus Penyakit Mulut dan Kuku
Kegiatan berlangsung selama 4 hari mulai 4 Maret 2024 hingga 7 Maret 2024 di Hotel Grand Samota dan Kecamatan Moyo Hulu.
Sebanyak 30 dokter hewan ambil bagian. Jumlah tersebut terdiri dari 14 orang pewakilan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa.
Kemudian, 5 orang Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa Barat, UPTD BPT HMT Serading 2 orang, Dinas Pertanian Kota Bima 3 orang, Dinas Pertanian Kabupaten Bima 3 orang, dan Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan Kabupaten Dompu 3 orang.
Pelatihan ini menghadirkan fasilitator nasional antara lain drh Susilo Budi Sulistyo, Dr Nusdianto Triakoso, drh MP ( FKH Unair), Dr drh Kholik MVet ( FKH Undikma), drh Adhitya, Yoppy, MSi ( FKH UWKS), dan drh Ardiana ( BB VET).
Dekan FKH Undikma, drh Kholik MVet, mengatakan bahwa tujuan pelatihan ini dalam rangka meningkatkan kapasitas tentang suatu respon penyakit yang dilakukan dokter hewan di Pulau Sumbawa.
“Sebagaimana diketahui saat ini sedang marak kasus PMK. Kami melatih bagaimana identifikasi wabah untuk antisipasi terjadinya wabah berikutnya,” kata Kholik saat ditemui Senin (4/3/2024) sore setelah pembukaan acara.
Baca juga: Indonesia Jalin Kerja Sama Internasional untuk Kendalikan Penyakit Mulut dan Kuku
Menurutnya, jika respon itu cepat, maka penanganan dapat segera dilakukan.
“Bagaimana agar respon itu cepat, maka butuh deteksi yang cepat sehingga petugas yang ada di garda terdepan ini di Puskeswan dan UPT, pintar mendeteksi respon. Saya mohon bantuan dari semua pihak,” ucapnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Kabupaten Sumbawa, Junaidi menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada FKH Undikma yang telah menunjuk Kabupaten Sumbawa sebagai tempat pelaksanaan kegiatan.
Kabupaten Sumbawa pernah dihadapkan dengan kejadian yang sangat memukul peternak pada kasus PMK.
Ia menjelaskan PMK terdeteksi di Kabupaten Sumbawa pada 5 Agustus 2022, pada 6 Agustus keluar Surat Keputusan Bupati Sumbawa tentang Kejadian Luar Biasa PMK sehari setelah keluar hasil pemeriksaaan BVet bahwa ternak di Kabupaten Sumbawa khususnya kecamatan Maronge dinyatakan positif terjangkit PMK.