PAPUA, KOMPAS.com- Kepala Kepoilisian Resor (Kapolres) Puncak Jaya AKBP Kuswara meminta masyarakat tidak membawa alat-alat perang selama pleno rekapitulasi perhitungan suara berlangsung.
Imbauan tersebut dikeluarkan setelah terjadinya bentrokan antarpendukung calon anggota legislatif (caleg) di Kampung Wuyuki, Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah pada Selasa (27/2/2024).
Baca juga: Bentrok Antarpendukung Caleg di Papua Tengah, 1 Warga Tewas
Dalam bentrokan tersebut, satu orang bernama Supir Murib (60) meninggal dunia. Satu rumah serta dua honai dibakar massa.
"Kami berharap kepada seluruh masyarakat untuk tidak membawa alat perang berupa panah, parang, ketapel dan lain sebagainya yang dapat mengakibatkan timbulnya korban jiwa," kata Kapolres Puncak Jaya, seperti dikutip dari Antara, Kamis (29/2/2024).
Baca juga: Kronologi Kasat Reskrim Polres Maluku Tenggara Terkena Panah Saat Lerai Bentrok
Kapolres juga menegaskan akan melakukan razia terhadap warga yang mengantongi alat berbahaya.
"Kami berharap pada saat sidang pleno tidak ada yang membawa alat perang, kami akan razia alat perang terus sampai situasi aman dan kondusif," katanya.
Menurutnya, tim gabungan TNI Polri akan memperketat pengamanan agar tidak ada bentrokan susulan.
Baca juga: Kondisi Terkini Kasat Reskrim yang Terkena Panah Saat Bentrok Pecah di Maluku Tenggara
Sejumlah personel pun dikerahkan ke lokasi.
Dia memastikan kondisi sudah berangsur membaik setelah terjadinya bentrokan di wilayah itu.
"Situasi relatif kondusif," katanya.
Baca juga: Bentrok Antar-tim Sukses Caleg di Langkat, Tujuh Rumah Rusak, 2 Motor Terbakar
Sebelumnya bentrok antarpendukung caleg terjadi di Kampung Wuyukwi, Distrik Mulia, Puncak Jaya, Papua Tengah, Selasa (27/2/2024).
Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo mengungkapkan satu orang meninggal dunia dalam peristiwa tersebut.
"Aksi saling serang tersebut menyebabkan satu masyarakat bernama Supid Murib meninggal di RSUD Mulia sehingga massa kembali melakukan aksinya," ungkap dia.
Aksi penyerangan tersebut disebabkan lantaran adanya tarik menarik suara di distrik.
Baca juga: Polda Maluku Sebut Penyebab Bentrok di Maluku Tenggara Bermula dari Pengancaman
Tindakan saling serang itu bermula terjadi di kantor KPU Kabupaten Puncak Jaya. Massa yang terlibat adalah massa gabungan dari depan kantor KPU dan massa dari arah Kota Lama Distrik Mulia.
“Massa yang tadinya hanya membakar satu unit honai, kembali ke Kampung Wuyukwi dan membakar dua unit di antaranya rumah tingkat milik Kepala Distrik Wonwi dan honai yang dijadikan tempat berkumpulnya massa dan membakar delapan unit motor,” tuturnya.
Sumber: Kompas.com (Dhias Suwandi), Antara