MALUKU BARAT DAYA, KOMPAS.com - Ratusan warga membawa kendaraan mengantre di pangkalan pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) di dekat Pantai Tiakur, Kota Tiakur, Maluku Barat Daya.
Hal ini terjadi setelah BBM sulit didapatkan di tempat tersebut.
Baca juga: Susah BBM, Seorang Dosen Naik Kuda Sejauh 12 Km Menuju Kampus
Tak hanya kendaraan roda dua dan empat, ada pula sejumlah warga yang menenteng jeriken. Beberapa nelayan juga ikut mengantre untuk mengisi bahan bakar kapal mereka.
“Sudah dari pukul 06.30 WIT katong (kami) antre bensin, kapal sandar sekitar jam 08.00 WIT baru layanan penjualan bensin. Diutamakan yang dengan jeriken, beta datang su terlambat,” aku Serly Manuata, salah seorang pembeli yang ikut mengantre bensin pada Rabu (28/2/2024).
Menurutnya, petugas SPBU mendahulukan warga yang membeli BBM untuk diisi ke kendaraan mereka yang mogok.
Antrean panjang tersebut sempat menimbulkan adu mulut.
“Tadi sempat ricuh pengendara motor dan mobil untuk memberhentikan pengisian di jeriken. Itu petugas lain dari pagi sampai siang jam 13.00 WIT,” paparnya.
Menurutnya kondisi sulitnya BBM benar-benar menyebabkan warga kesulitan menjalankan aktivitas.
“Katong (kami) antre begini seng tau bisa dapat bensin cukup untuk kendaraan atau tidak. Masalahnya sudah habis lama, benar-benar kosong semua tangki,” ucap warga bernama Rainhard.
BBM yang baru masuk ke SPBU di Kota Tiakur jenis Pertalite dijual seharga Rp 16.000 per liter.
Dukungan pengiriman BBM akan dilakukan dari pangkalan pengisian di Saumlaki. Untuk BBM yang datang hari ini berasal dari Ambon dan dikirim dengan kapal ke Pulau Kisar, Kabupaten MBD lalu dibawa ke Kota Tiakur, Pulau Moa, MBD.
“Kalau seng dapa (dapat) hari ini berarti katong tunggu lagi yang datang dari Saumlaki. Semoga masih ada esok,” harapnya.
Salah seorang dosen PSDKU Universitas Pattimura MBD mengaku akan tetap jalan kaki jika dirinya belum bisa mendapat BBM untuk operasional kendaraan.
Baca juga: Sepekan BBM Langka di Maluku Barat Daya, Aktivitas Masyarakat Terganggu
“Hari ini beta jalan kaki dari rumah sampai kampus. Jarak dari rumah dosen di Kota Tiakur ke kampus Universitas Pattimura Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) sekitar 2 kilometer,” ucap Jekriel Septory.
Kelangkaan BBM sudah pernah terjadi, namun kali ini terbilang sangat lama.
“Beta bangun sekitar jam 5 biar seng terlambat datang kampus,” ucapnya.
Dari pantauan wartawan di lapangan, sejak sore hingga malam, suasana kota Tiakur mulai terlihat ramai. Banyak kendaraan motor dan angkutan lalu lalang.
Aktivitas warga di malam hari juga makin kentara. Sebagian yang belum mendapat bensin, bakal mengantre lagi di hari berikutnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.