SUKOHARJO, KOMPAS.com - Salah satu pedagang beras di Pasar Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Welas (66) menceritakan soal mahalnya harga beras di pasaran.
Bahkan menurutnya, harga beras terus mengalami kenaikan sejak awal 2024.
Kenaikan beras itu setiap harinya mulai dari Rp 200-300 per kilogram. Sampai dengan saat ini harga beras premiun mencapai Rp 16.000 per kilogram.
"Tiap hari naik. Kadang ya Rp 200, Rp 300 sampai kira-kira ya Rp 4.000 per kilogram. Kenaikannya dari awal tahun. Sekarang yang premium Rp 16.000 per kilogram," kata Welas di Pasar Kartasura, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (9/2/2024) petang.
Baca juga: Saat Puan Borong Beras Pedagang di Kartasura dan Dibagikan kepada Warga...
Diketahui, Welas merupakan pedagang yang berasnya diborong Ketua DPR Puan Maharani pada Jumat.
Informasi dari pemasok, kenaikan harga beras disebabkan kemarau panjang. Banyak petani yang tidak bisa menanam padi.
"Kemarau panjang jadi panennya mundur. Barang kurang jadinya akhirnya naik," ungkap dia.
Meski harga beras mahal, ungkap Welas pasokan beras miliknya tetap aman.
"Sini sudah disetorin. Iya (aman)," katanya lagi.
Baca juga: Saat Panen Raya Disambut dengan Impor Beras...
Welas mengatakan, beras yang diborong Puan ada sebanyak 1 ton atau sekitar 200 pack dikemas berukuran 5 kilogram. Beras itu kemudian dibagikan kepada masyarakat.
"1 ton beras (yang dibeli). 1 ton ini 200 pack," terang dia.
Sebelumnya, Ketua DPP PDI-P Puan Maharani memborong beras milik pedagang bernama Welas sebanyak 1 ton di Pasar Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (9/2/2024) petang.
Baca juga: Swasembada Beras Vs Impor Beras
Beras yang telah dikemas dengan ukuran 5 kilogram itu kemudian dibagikan kepada masyarakat di tengah harga beras yang masih mahal.
Beras itu dibeli Puan dengan menggunakan uang pribadi.
Masyarakat tampak antusias menunggu giliran menerima bantuan sembako Puan, meski di tengah guyuran hujan.
"InsyaAllah dengan sedikit kepedulian saya datang ke sini untuk membeli berasnya Ibu Welas. Kemudian saya berikan masyarakat sekitar walaupun tidak bisa banyak karena menggunakan uang sendiri untuk diberikan kepada rakyat," kata Puan.
Baca juga: Perajin Tahu Mengeluh Harga Kedelai Mahal, Ini Jawaban Puan Maharani
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.