Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setahun KKB Menyandera Pilot Susi Air (Bagian 1)

Kompas.com - 06/02/2024, 10:10 WIB
Dhias Suwandi,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - Pesawat Pilatus Porter Susi Air PK-BVY dengan nomor penerbangan SI 9368 yang dipiloti Kaptain Philip Mark Merthens, terbang dari Timika, Mimika, pada 7 Februari 2023 pukul 05.33 WIT dengan membawa lima orang penumpang.

Lalu pada 06.17 WIT, atau sesaat setelah mendarat di Paro, pesawat tersebut dikabarkan hilang kontak.

Pada 07.28 WIT, manajemen Susi Air mendapat informasi bahwa pesawat mereka masih berada di Paro.

Baca juga: Titik Terang Pembebasan Pilot Susi Air Usai Setahun Disandera KKB

Dua jam kemudian, tepatnya 09.57 WIT, penerbangan PK-BVC melaporkan bahwa pesawat PK-BVY dibakar di tengah landasan. Saat itu tidak ada orang di sekitar pesawat, termasuk pilot.

Kemudian diketahui bahwa pilot yang merupakan warga Selandia Baru tersebut disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya.

Insiden sebelum penyanderaan

Sebelum ada kepastian pada 14 Februari 2023, aparat keamanan baru berani menduga bahwa Philip ada bersama KKB karena wilayah tersebut selama beberapa bulan terakhir menjadi lokasi pelarian Egianus Kogoya.

Hal ini sempat diungkapkan oleh Kepala Operasi Damai Cartenz Kombes Faizal Ramadhani. Saat terjadinya kasus ini, Faizal juga menjabat sebagai Direskrimum Polda Papua.

Faizal menjelaskan, Egianus berada di Paro karena aparat keamanan mengejarnya setelah melakukan aksi pembunuhan di Kampung Nogolait, Distrik Kenyam, pada 16 Juli 2022. Dalam peristiwa tersebut, 12 warga tewas akibat luka tembak dan senjata tajam.

Baca juga: Kronologi Kontak Tembak dan Pembakaran Puskesmas di Ilaga, 1 Anggota KKB Tewas

Personel TNI-Polri tiba di lokasi kejadian pembakaran pesawat Susi Air di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Rabu (15/2/2023).KOMPAS.COM/DOK SATGAS OPS DAMAI CARTENZ Personel TNI-Polri tiba di lokasi kejadian pembakaran pesawat Susi Air di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Rabu (15/2/2023).

Setelah terlibat kontak tembak selama beberapa hari, Egianus kemudian melarikan diri dan memilih menetap sementara di Distrik Paro.

"Paro itu markasnya Egianus," ujar Faizal pada 7 Februari 2023.

Sebelum KKB menyandera Philip, ternyata di lokasi tersebut sudah ada 15 pekerja bangunan yang akan membangun Puskesmas Paro sejak Desember 2023.

Pada 4 Februari 2024, para pekerja bangunan itu diancam akan dibunuh bila tidak segera meninggalkan Paro. Salah satu pekerja bangunan itu, Zakarias Behuku menceritakan, ancaman KKB tak disampaikan langsung kepada pekerja.

Para pekerja mengetahui ancaman itu dari pria bernama Edo, kontraktor pembangunan Puskesmas Paro.

"Minggu (5/2/2023), kontraktor kita datang dan kasih tahu harus keluar dalam dua hari. lalu kontraktor bagi uang (honor) habis, Senin (6/2/2023) kita mulai jalan," ujarnya di Timika, Kamis (9/2/2023).

Baca juga: Selandia Baru Desak Pembebasan Pilot Susi Air Setelah Setahun Disandera

Personel Ops Damai Cartenz sedang melakukan olah TKP pembakaran pesawat Susi Air yang dilakukan KKB pimpinan Egianus Kogoya, Nduga, Papua Pegunungan, Rabu (15/2/2023)Dok Ops Damai Cartenz Personel Ops Damai Cartenz sedang melakukan olah TKP pembakaran pesawat Susi Air yang dilakukan KKB pimpinan Egianus Kogoya, Nduga, Papua Pegunungan, Rabu (15/2/2023)

Sebanyak 15 pekerja itu dipandu lima warga setempat untuk berjalan kaki ke Distrik Kenyam.

Halaman:


Terkini Lainnya

Nobar Timnas Bareng Sandiaga di Solo, Gibran: Tak Bicara Politik

Nobar Timnas Bareng Sandiaga di Solo, Gibran: Tak Bicara Politik

Regional
Satgas Cartenz Duga KKB Penyerang Rumah Polisi dan Polsek Homeyo Kelompok Keni Tipagau

Satgas Cartenz Duga KKB Penyerang Rumah Polisi dan Polsek Homeyo Kelompok Keni Tipagau

Regional
Status Kepegawaian Belum Jelas, PPDI Kebumen Curhat ke Bupati

Status Kepegawaian Belum Jelas, PPDI Kebumen Curhat ke Bupati

Regional
Kesal 'Di-prank', Seorang Pemuda Aniaya Kakeknya

Kesal "Di-prank", Seorang Pemuda Aniaya Kakeknya

Regional
Nelayan di Merauke Papua Temukan Mayat dengan Kepala Sudah Terpisah

Nelayan di Merauke Papua Temukan Mayat dengan Kepala Sudah Terpisah

Regional
Gibran Tanggapi soal DPRD Singgung Pembangunan Masjid Sriwedari Belum Selesai dalam Rapat Paripurna

Gibran Tanggapi soal DPRD Singgung Pembangunan Masjid Sriwedari Belum Selesai dalam Rapat Paripurna

Regional
Tak Nafkahi Anak Setelah Bercerai, Pria di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Tak Nafkahi Anak Setelah Bercerai, Pria di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Regional
UTBK-SNBT Dimulai, 10 Peserta di Lampung Tak Bawa Surat Keterangan Lulus

UTBK-SNBT Dimulai, 10 Peserta di Lampung Tak Bawa Surat Keterangan Lulus

Regional
Bukit Rhema Gereja Ayam Gratiskan Tiket untuk Timnas U-23 Indonesia, Promo Selama Setahun

Bukit Rhema Gereja Ayam Gratiskan Tiket untuk Timnas U-23 Indonesia, Promo Selama Setahun

Regional
PHRI Solo Kecewa Status Internasional Bandara Adi Soemarmo Dicabut

PHRI Solo Kecewa Status Internasional Bandara Adi Soemarmo Dicabut

Regional
Satpam di Agam Ditemukan Tewas, Sejumlah Bagian Tubuh Hilang

Satpam di Agam Ditemukan Tewas, Sejumlah Bagian Tubuh Hilang

Regional
Bayi di Lebak Banten Diserang Monyet Liar, Perut korban Robek karena Gigitan

Bayi di Lebak Banten Diserang Monyet Liar, Perut korban Robek karena Gigitan

Regional
Perahu Terbalik Diterjang Ombak, Seorang Nelayan Hilang di Perairan Nusakambangan

Perahu Terbalik Diterjang Ombak, Seorang Nelayan Hilang di Perairan Nusakambangan

Regional
MenPAN-RB: Presiden Larang Pemda Buat Aplikasi Baru, Persulit Masyarakat

MenPAN-RB: Presiden Larang Pemda Buat Aplikasi Baru, Persulit Masyarakat

Regional
Monyet Liar Serang Bayi di Lebak Banten, Korban Terluka Parah Pada Bagian Perut

Monyet Liar Serang Bayi di Lebak Banten, Korban Terluka Parah Pada Bagian Perut

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com