KOMPAS.com - Mantan Kepala Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur (NTT), Inspektur Jenderal (Irjen) Purnawiran Polisi Johni Asadoma, mendukung pasangan calon presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) pada Pilpres 2024.
Johni memberikan dukungan tersebut setelah pensiun dari korps Bhayangkara. Ia punya alasan menjatuhkan pilihan kepada pasangan calon nomor urut dua itu.
Menurutnya, Prabowo seorang patriot sejati, orang yang mengabdikan dirinya kepada masyarakat, bangsa dan negara dengan mengorbankan semua kepentingan pribadi.
Baca juga: Muncul Gerakan Jaga Kampung Jokowi di Solo, Menangkan Prabowo-Gibran di Sekitar Rumah Jokowi
"Salah satu contoh ialah Prabowo sudah dua kali kalah (Pilpres) dari Jokowi tetapi masih mau menjadi menteri pertahanan, itu merupakan salah satu sikap seorang patriot,” kata Johni kepada sejumlah wartawan di Kupang, Senin (5/2/2023) malam.
Selain itu, lanjut Johni, dengan menggandeng Gibran sebagai cawapres, otomatis pasangan ini siap meneruskan program-program pembangunan yang sudah dibuat Presiden Joko Widodo.
Johni yang pernah menjabat sebagai Wakil Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Utara dan Wakapolda NTT itu, mengatakan, membangun itu harus berkelanjutan. Jika tidak, selalu memulai dari nol.
Kondisi itu dinilainya kurang bagus. Sebab, hal-hal yang bagus tetapi oleh pejabat baru dianggap tidak bagus akan membuat tidak bergerak maju tetapi bergerak mundur.
"Saya juga mendukung Pilpres satu putaran, karena untuk menghemat anggaran. Selain itu, meminimalisir potensi konflik sosial di masyarakat," kata mantan Kepala Divisi Hubungan Internasional Mabes Polri.
Baca juga: Bawaslu Selidiki Dugaan Pelanggaran Kampanye Saat Tim Prabowo-Gibran Bagi-bagi Becak Listrik
Dia pun menyebut, pilpres satu putaran juga menghemat anggaran.
"Bayangkan, satu putaran pilkada menghabiskan anggaran sekitar Rp 17 triliun. Anggaran sebesar itu bisa dimanfaatkan untuk pembangunan," kata Johni.
Dia mengatakan, survei yang dilakukan sejumlah lembaga survei, elektabilitas Prabowo-Gibran masih di urutan teratas, bahkan mendekati 50 persen plus satu.
Jadi, dengan memilih Prabowo-Gibran suara masyarakat tidak terbuang sia-sia. Itu manfaat besar pilpres satu putaran, tetapi kalau pilpres dua putaran pun tidak apa-apa.
Dia mengimbau mereka yang belum menentukan pilihan, jangan ragu-ragu coblos Prabowo-Gibran.
"Yang ragu-ragu juga tetap coblos 02, tetapi mereka yang sudah mantap di 01 dan 03 silahkan lanjutkan,” imbuhnya.
Baca juga: Diminta Jadi Gubernur Sumut, Bobby: Kita Menangkan Prabowo-Gibran Dulu
Pada kesempatan itu, Johni Asadoma juga sudah menyatakan sikapnya terjun ke politik.
Setelah lebih dari 34 tahun mengabdi di Polri dan pensiun sejak awal Februari 2024, mantan pimpinan Kontingen Garuda Bhayangkara FPU Indonesia pertama di Darfur, Sudan, ini siap membangun NTT.
Namun, untuk menentukan apakah maju sebagai calon wali kota Kupang atau calon gubernur NTT, tergantung kondisi yang berkembang.
Pasalnya, banyak faktor yang menentukan seseorang maju dalam pencalonan yaitu elektabilitas dan parpol pengusung.
"Untuk faktor elektabilitas meliputi tingkat popularitas, tingkat kesukaan dan tingkat keterpilihan. Tapi pada dasarnya saya siap maju dalam Pilkada di NTT nanti," kata Johni.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.