Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Balita Penderita DBD Meninggal, Pj Gubernur Sultra Sidak Rumah Sakit

Kompas.com - 16/01/2024, 17:25 WIB
Kiki Andi Pati,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KENDARI, KOMPAS. com– Seorang balita berusia 4 tahun di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) meninggal usai terserang Demam Berdarah Dengue (DBD).

Balita ini meninggal setelah beberapa jam mendapatkan perawatan di rumah sakit daerah Bahteramas di Kendari.

Pasien ini merupakan rujukan Rumah Sakit Hati Mulia.

Baca juga: Pengungsi Lewotobi Kekurangan Obat-obatan, DBD Mulai Mengancam

Direktur Rumah Sakit Bahteramas dr Hasmudin mengatakan, balita yang meninggal tersebut sebelumnya dirawat di RS Hati Mulia Kendari selama satu minggu.

Karena kondisi kian memburuk, pasien kemudian dirujuk ke RS Bahteramas dan dirawat di ruang ICU anak.

“Ada satu yang meninggal pada 2 Januari, pasien masuk rujukan dari rumah sakit Hati Mulia, pasien sudah dirawat beberapa hari di sana. Dengan kondisi yang sangat sudah syok istilahnya, dan dirujuk di sini. Kita terima dan kita lakukan penanganan dirawat di ruangan ICU anak, tapi dirawat cuman bisa bertahan beberapa jam karena kondisinya sudah syok," ungkap dr Hasmudin di rumah sakit Bahteramas di Kendari, Selasa (16/1/2024).

Ia menjelaskan, Rumah Sakit Bahteramas menangani 64 pasien DBD sejak 1 Januari 2024 hingga 16 Januari 2024. Saat ini ada 39 pasien DBD yang masih dalam perawatan.

Sementara itu, Pj Gubernur Sultra Andap Budhi Revianto mengaku sangat prihatin dengan kondisi ini, apalagi dengan adanya satu balita yang meninggal.

Hal itu diungkapkan Andap usai membesuk pasien DBD yang didominasi anak-anak di RS Bahteramas Kendari, Selasa (16/1/2024).

"Pasien meninggal ananda Reza ya. Kita turut berduka cita, semoga diberikan yang terbaik, juga keluarga ikhlas menerima. Jadi memang pada saat saya datang ke sini sudah dalam kondisi syok berat," kata Andap prihatin.

Andap mengatakan, kasus DBD saat ini berstatus endemi dan diperkirakan berlangsung hingga Maret atau April.

Dia berharap, tidak ada lagi tambahan kasus DBD.

"Mencegah lebih baik. Saya meminta setiap keluarga dan masyarakat untuk memperhatikan kondisi lingkungan sosial jangan sampai ada genangan air. Tetap memperhatikan 3 M, yakni menguras, menutup, dan mengubur (untuk mencegah DBD)," tegasnya.

Baca juga: Saat Pengungsi Lewotobi Butuh Kelambu, Kasus DBD Terus Meningkat

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sultra, tercatat total pasien DBD 396 kasus DBD yang tersebar di 11 kabupaten/kota hingga 15 Januari 2024.

Kota Kendari menjadi daerah dengan angka pasien tertinggi yakni 195 kasus. Disusul 66 kasus di Kabupaten Konawe Selatan, 21 kejadian di Kolaka, Bombana 18 kasus, Konawe 12 pasien, Muna Barat 10 kasus.

Selanjutnya Baubau 4 kasus, 3 kasus di Wakatobi, 2 kasus di Buton Utara, Konawe Kepulauan dan Kabupaten Buton masing-masing 1 kasus.

Kadis Kesehatan Sultra, Usnia mengatakan, pihaknya sudah menginstruksikan seluruh dinkes kabupaten/kota untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap lonjakan kasus DBD.

“Di Kota Kendari kami sudah membagi tugas dengan melibatkan Dinkes Sultra, Kota Kendari dan KKP dalam mengantisipasi terjadinya lonjakan DBD dengan melaksanakan fooging,” terang Usnia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rem Blong, Truk Molen Tabrak Mobil dan Rumah di Ungaran

Rem Blong, Truk Molen Tabrak Mobil dan Rumah di Ungaran

Regional
Pernah Bunuh Pencuri Kambing dan Dipenjara, Muhyani Kembali Kecurian

Pernah Bunuh Pencuri Kambing dan Dipenjara, Muhyani Kembali Kecurian

Regional
431 Calon Haji Kota Tangerang Berangkat ke Tanah Suci, Pj Walkot: Utamakan Ibadah dan Jalani Sepenuh Hati

431 Calon Haji Kota Tangerang Berangkat ke Tanah Suci, Pj Walkot: Utamakan Ibadah dan Jalani Sepenuh Hati

Regional
Buntut Penyerangan di Lombok Barat, Keluarga Korban Lapor ke Polda NTB

Buntut Penyerangan di Lombok Barat, Keluarga Korban Lapor ke Polda NTB

Regional
Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Regional
Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Regional
Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Regional
Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Regional
Bocah SMP di Garut Saksikan Sang Ibu Dibunuh Perampok di Kamar Mandi, Tangannya Sempat Diikat

Bocah SMP di Garut Saksikan Sang Ibu Dibunuh Perampok di Kamar Mandi, Tangannya Sempat Diikat

Regional
Isi Surat Wasiat di Dekat Jasad Bayi Dalam 'Paper Bag' di Bali, Ada Uang Rp 1 Juta untuk Pemakaman

Isi Surat Wasiat di Dekat Jasad Bayi Dalam "Paper Bag" di Bali, Ada Uang Rp 1 Juta untuk Pemakaman

Regional
Warga Tembalang dan Candisari Deklarasikan Dukungan kepada Mbak Ita untuk Maju Pilwakot Semarang 2024

Warga Tembalang dan Candisari Deklarasikan Dukungan kepada Mbak Ita untuk Maju Pilwakot Semarang 2024

Regional
Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Regional
Warga Gayamsari Deklarasikan Dukungan Mbak Ita Maju Pilwakot Semarang 2024

Warga Gayamsari Deklarasikan Dukungan Mbak Ita Maju Pilwakot Semarang 2024

Regional
Malam Mencekam di Lombok, 1 Desa Diserang Puluhan Warga dengan Sajam

Malam Mencekam di Lombok, 1 Desa Diserang Puluhan Warga dengan Sajam

Regional
2 Kali Jadi Wakil, Ita Daftar Bakal Calon Wali Kota Semarang lewat PDI-P

2 Kali Jadi Wakil, Ita Daftar Bakal Calon Wali Kota Semarang lewat PDI-P

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com