Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PLN Nunukan Klaim Telah Bayar Rp 1 Miliar untuk Kompensasi Gangguan Listrik 2023

Kompas.com - 10/01/2024, 10:42 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – DPRD Nunukan, Kalimantan Utara, menggelar rapat dengar pendapat bersama mahasiswa, eksekutif dan jajaran PT PLN pada Selasa (9/1/2024) sore untuk membahas kondisi kelistrikan yang biarpet pada medio Agustus hingga Oktober 2023.

Sejumlah mahasiswa Nunukan yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli PLN mempertanyakan kompensasi dari kebijakan pemadaman listrik bergilir yang merugikan masyarakat, khususnya para pelaku UMKM.

Baca juga: Penjelasan PLN soal Gangguan Listrik di Kulon Progo yang Dikeluhkan Warganet

"Dampak pemadaman listrik selama dua bulan di periode Agustus hingga Oktober 2023 sangat dirasakan masyarakat Nunukan, tapi kenapa tidak ada kompensasi. PLN selalu menjawab regulasi sebagai formalitas belaka, tapi implementasi di lapangan tidak ada," ujar salah satu mahasiswa dari Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Nunukan, Firman, Selasa (9/1/2024).

Pernyataan mahasiswa ini dibantah oleh Manager PT PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Nunukan, Feri Kurniawan.

Ia mengeklaim, PLN telah membayarkan kompensasi Tingkat Mutu Pelayanan (TMP) kepada masyarakat yang terdampak kondisi kelistrikan pada 2023 sebesar Rp 1 miliar.

Feri menjelaskan, perhitungan besaran kompensasi TMP bukan dibayarkan secara tunai, melainkan dalam bentuk pengurangan tagihan listrik sebesar 35 persen dari biaya beban/rekening minimum untuk pelanggan yang dikenakan tariff adjusment (nonsubsidi), dan 20 persen dari biaya beban/rekening minimum untuk pelanggan tarif subsidi.

"Mungkin pembayaran kompensasi oleh kami (PLN Nunukan), tidak dirasakan langsung oleh pelanggan terdampak. Karena pembayaran kompensasi kami berikan dalam penambahan KWH untuk pelanggan prabayar/token, dan pengurangan tagihan untuk pelanggan pascabayar," jelas Feri.

Dari data yang dijabarkan PT PLN ULP Nunukan, jumlah pelanggan terdampak pemadaman pada Agustus 2023, sebanyak 15.082 pelanggan, terdiri dari pelanggan prabayar atau token, sebanyak 14.168 pelanggan, dan untuk pelanggan pascabayar, sebanyak 914 pelanggan.

Secara rupiah, pelanggan pascabayar di Bulan Agustus memperoleh kompensasi sebesar Rp 89.357.947, sedangkan pelanggan prabayar Rp 326.006.858.

Pada Oktober 2023, pelanggan terdampak sesuai mekanisme kompensasi, ada 20.699 pelanggan. Terdiri dari 19.479 pelanggan prabayar, dan 1.220 pelanggan pascabayar.

Pembayaran yang dilakukan PLN untuk pelanggan pascabayar sebesar Rp 136.880.855, dan untuk prabayar Rp 507.619.664.

"Total pelanggan yang diberikan kompensasi TMP di bulan Agustus adalah Rp 415.364.805. Untuk bulan Oktober sebesar Rp 644.559.000. Sehingga total pembayaran kompensasi Rp 1.059.865.324," urai Feri.

Feri menegaskan, saat ini PT PLN telah melakukan perbaikan layanan dan sudah mulai memberikan pelayanan optimal.

PLN Nunukan sudah mendatangkan 2 mesin berkapasitas 2 MW untuk mengatasi defisit daya, dan Feri menjamin, tidak aka nada pemadaman bergilir, kecuali terjadi gangguan eksternal oleh gejala alam.

Sejauh ini, Nunukan memiliki 19 mesin PLTD. Sebanyak 14 unit ada di PLTD Sei Bilal, dan 5 unit ada di Pulau Sebatik.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung, Korban Terluka di Dada

Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung, Korban Terluka di Dada

Regional
Masa Jabatan Habis, Anggota DPRD Ini Kembalikan Baju Dinas ke Rakyat

Masa Jabatan Habis, Anggota DPRD Ini Kembalikan Baju Dinas ke Rakyat

Regional
Aparat Telusuri Kabar Pria Bersenjata Api Merambah Hutan di Aceh Timur

Aparat Telusuri Kabar Pria Bersenjata Api Merambah Hutan di Aceh Timur

Regional
Pekanbaru Raih Juara Umum di MTQ ke-42 Provinsi Riau

Pekanbaru Raih Juara Umum di MTQ ke-42 Provinsi Riau

Regional
Istri Brigadir RAT Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri, Lebaran Tak Pulang, Sudah 2 Tahun Kawal Pengusaha di Jakarta

Istri Brigadir RAT Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri, Lebaran Tak Pulang, Sudah 2 Tahun Kawal Pengusaha di Jakarta

Regional
Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Regional
Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Regional
4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

Regional
Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Regional
Aksi 'Koboi' Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Aksi "Koboi" Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Regional
Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Regional
Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Regional
Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Regional
Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Regional
Ditangkap, Pengumpul 1,2 Ton Pasir Timah Ilegal di Bangka Belitung

Ditangkap, Pengumpul 1,2 Ton Pasir Timah Ilegal di Bangka Belitung

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com