Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SD di Makassar Disegel Ahli Waris, Ratusan Siswa Tak Bisa Sekolah

Kompas.com - 20/12/2023, 13:53 WIB
Reza Rifaldi,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

 

MAKASSAR, KOMPAS.com - Sekolah Dasar (SD) Inpres Pajjaiang di Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), disegel ahli waris, pada Rabu (20/12/2023) pagi.

Akibatnya, siswa dan guru di sekolah tersebut tidak dapat melakukan kegiatan belajar mengajar. Diketahui, penyegelan dilakukan oleh ahli waris lantaran mengklaim kepemilikan tanah sekolah itu.

Dari video yang beredar nampak ada sejumlah siswa yang memenuhi salah satu minimarket depan sekolah. Mereka tertahan akibat gerbang sekolah yang ditutup oleh ahli waris.

Baca juga: OTT KPK, Sejumlah Ruang Kerja Kepala Dinas di Maluku Utara Disegel

Kapolsek Biringkanaya Muh Thamrin membenarkan perihal penyegelan sekolah itu. Penyengelan mengakibatkan 377 siswa dan guru tidak dapat melakukan kegiatan belajar mengajar.

"Ini saya sudah dipertemukan ahli waris dengan pemerintah kota (Pemkot). Alhamdulillah, kita sudah membahas ternyata masih ada proses hukum lanjutan setelah ada kasasi dari Mahkamah Agung," kata Muh Thamrin saat dikonfirmasi awak media, Senin siang.

Setelah dilakukan mediasi, ahli waris bersepakat untuk membuka kembali segel sekolah tersebut.

"Subuh disegel, jadi hari ini juga sudah dibuka oleh ahli waris. Mereka sudah memahami bukti pemerintah masih ada upaya hukum kasasi. Ini hanya miskomunikasi saja. Setelah ada komunikasi, alhamdulillah mereka sudah memahami semua," ucapnya.

Sementara, Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan Kota Makassar Muhyiddin menilai sikap ahli waris keliru atas tindakan penyegelan sekolah tersebut.

Kata dia, penyegelan dilakukan pada status hukum yang belum inkrah lantaran pemerintah kota (Pemkot) kembali melakukan peninjauan kembali (PK) ke Mahkamah Agung (MA).

"Kan masih ada upaya hukum, itu kan belum bisa dijadikan inkrah karena PK yang diajukan Pemkot belum ada keputusan. Jadi sama sekali tidak boleh dia tutup karena ada upaya hukum yang dilakukan Pemkot," kata Muhyiddin.

Kata Muhyiddin, penyegelan sekolah merugikan proses belajar mengajar di sekolah yang telah berdiri sejak puluhan tahun itu.

"Tetap kita minta kembali. Kita lakukan mediasi dia mau menutup itu salah, apa lagi merugikan anak-anak dengan menutup seperti itu. Kita menunggu putusan PK. Dia tuntut ganti rugi tapi itu belum bisa karena belum inkrah," bebernya.

Muhyiddin pun memastikan bahwa pasca-mediasi, sekolah bakal tetap berjalan dengan normal.

"Tetap berjalan, itu kan merugikan, kita ini masih ada upaya hukum. Kita menunggu saja PK apapun keputusan nya nanti kita lihat tapi jangan menutup sekolah. Ini kan merugikan," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gempa M 4,7 di Boalemo Dipicu Aktivitas Lempeng Laut Sulawesi Utara

Gempa M 4,7 di Boalemo Dipicu Aktivitas Lempeng Laut Sulawesi Utara

Regional
Direktur PT Info Solusi Net Ditahan, 'Mark Up' Harga Langganan Internet Desa di Muba, Kerugian Negara Rp 27 Miliar

Direktur PT Info Solusi Net Ditahan, "Mark Up" Harga Langganan Internet Desa di Muba, Kerugian Negara Rp 27 Miliar

Regional
Mayat yang Ditemukan di Trotoar Simpang Sentul Bogor Diduga Korban Tawuran, Ditemukan Luka Sobek di Punggung

Mayat yang Ditemukan di Trotoar Simpang Sentul Bogor Diduga Korban Tawuran, Ditemukan Luka Sobek di Punggung

Regional
Pergerakan Tanah di Cianjur Meluas, 2 Kampung Diungsikan

Pergerakan Tanah di Cianjur Meluas, 2 Kampung Diungsikan

Regional
Cerita Rukijan, Tujuh Tahun Menanti Kabar Anaknya di Depan Pintu Pagar Rumah Mertua...

Cerita Rukijan, Tujuh Tahun Menanti Kabar Anaknya di Depan Pintu Pagar Rumah Mertua...

Regional
Ada Belatung di Nasi Kotak Pesanan, Rumah Makan Padang di Ambon Dipasangi Garis Polisi

Ada Belatung di Nasi Kotak Pesanan, Rumah Makan Padang di Ambon Dipasangi Garis Polisi

Regional
Mengenal Festival Rimpu Mantika, Upaya Pelestarian Kekayaan Budaya Bima

Mengenal Festival Rimpu Mantika, Upaya Pelestarian Kekayaan Budaya Bima

Regional
Terekam CCTV, Begini Detik-detik Penembakan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto

Terekam CCTV, Begini Detik-detik Penembakan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto

Regional
Longsor Terjang Lebong Bengkulu, Jalur Lintas Putus, Satu Mobil Masuk Jurang

Longsor Terjang Lebong Bengkulu, Jalur Lintas Putus, Satu Mobil Masuk Jurang

Regional
Dikira Ikan, Pemancing di Kalsel Malah Temukan Mayat yang Tersangkut Mata Kail

Dikira Ikan, Pemancing di Kalsel Malah Temukan Mayat yang Tersangkut Mata Kail

Regional
Geger Penemuan Mayat Pria di Bogor, Tergeletak di Trotoar Dekat Simpang Sentul

Geger Penemuan Mayat Pria di Bogor, Tergeletak di Trotoar Dekat Simpang Sentul

Regional
Kronologi Penembakan di Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Diduga Tolak Bayar Parkir

Kronologi Penembakan di Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Diduga Tolak Bayar Parkir

Regional
Perkosa Siswi SMP, Pria 19 Tahun di Buru Selatan Ditangkap

Perkosa Siswi SMP, Pria 19 Tahun di Buru Selatan Ditangkap

Regional
Kepala Bayi Terpisah Saat Persalinan, Polresta Banjarmasin Bentuk Tim Penyelidikan

Kepala Bayi Terpisah Saat Persalinan, Polresta Banjarmasin Bentuk Tim Penyelidikan

Regional
Tim SAR Gabungan Cari 1 Korban Tertimbun Longsor di Buntao Toraja Utara

Tim SAR Gabungan Cari 1 Korban Tertimbun Longsor di Buntao Toraja Utara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com