UNGARAN, KOMPAS.com - Suasana hiruk pikuk terlihat di Pasar Hewan Ambarawa Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng). Suara pedagang yang menawarkan barang, beradu dengan musik dari speaker yang terpasang untuk menarik pembeli.
Meski bernama Pasar Hewan Ambarawa, pasar yang beroperasi setiap Pon dalam sistem penanggalan Jawa ini, menyediakan berbagai barang. Pembeli yang datang pun berasal dari berbagai daerah untuk mencari aneka barang.
Kepala UPTD Puskeswan, Pasar Hewan, dan RPH, Muhammad Hidayat mengatakan Pasar Hewan Ambarawa terkenal dengan sebutan Pasar Pon.
Baca juga: Berkunjung ke Burjo Sriwijaya, Warung Burjo Pertama di Kota Semarang
"Pasar ini buka setiap lima hari sekali, setiap pasaran Pon, sehingga disebut dengan nama tersebut," jelasnya, Jumat (8/12/2023).
Menurut Hidayat, awalnya pasar ini berlokasi di Ambarawa, sehingga disebut dengan nama Pasar Hewan Ambarawa. Kemudian, pada 1982 pasar hewan tersebut pindah ke wilayah Bawen, lokasi yang ditempati hingga saat ini.
Awal mula menempati lokasi baru di Bawen, luas pasar sekira 1,4 hektar. Seiring berjalan waktu dan pengembangan, luas pasar menjadi 2,4 hektar.
"Semula memang pedagang hewan yang banyak, seperti sapi dan kambing. Lalu ada pedagang unggas, burung, dan kelinci serta hewan lain," kata Hidayat.
Tak hanya itu, pedagang di pasar tersebut juga semakin variatif. Seperti kuliner, klitikan atau barang bekas, perkakas dan alat pertukangan, kelistrikan dan elektronik, obat dan jasa pengobatan alternatif, pernak-pernik kendaraan, termasuk juga sepatu, pakaian baru serta pakaian bekas impor.
"Sehingga pasar ini menjadi sangat komplit, dan bisa dibilang paling lengkap. Pedagang juga tak hanya dari Kabupaten Semarang, tapi juga daerah sekitar seperti Salatiga, Boyolali, dan Temanggung," paparnya.
Menurut Hidayat, pedagang tetap yang berjualan di Pasar Pon mencapai 550 orang.
"Kalau pedagang yang tidak tetap, banyak juga. Mereka kadang berjualan, kadang tidak, pedagang yang model berpindah juga banyak.
Hidayat mengatakan, rata-rata pemasukan dari Pasar Hewan Ambarawa ini mencapai Rp 8-10 juta setiap beroperasi.
"Namun kalau akhir bulan bisa mencapai Rp 12 juta, karena ada gantangan burung, ini pemasukan untuk daerah," kata dia.
Sementara Bowo Pribadi, warga Kota Semarang, mengaku datang ke Pasar Pon untuk mencari pakaian.
"Ini belanja dua celana baru, harganya Rp 200.000, yang penting harus pintar menawar agar dapat harga yang sesuai," ujarnya.
Baca juga: Berkunjung ke Pantai Maron, Hidden Gem Asik dan Murah yang Digandrungi Anak Muda Semarang